PILARSULTRA.COM, Kendari — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa belum ada perkembangan baru terkait rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang sebelumnya telah dibahas bersama perusahaan energi nuklir negara Rusia, Rosatom.
“Belum ada pembicaraan lanjutan tentang rencana tersebut,” ungkap Andy Setiawan, perwakilan Bidang Energi Baru Terbarukan (EBT) Dinas ESDM Sultra kepada PilarSultra.com pada Jumat (11/7/2025).
Seperti diketahui, pada 18 November 2024 lalu, Pemerintah Provinsi Sultra bersama Rosatom dan Duta Besar Federasi Rusia telah menggelar Rapat Koordinasi di Ruang Pola Kantor Gubernur membahas potensi investasi energi nuklir sebagai solusi kebutuhan energi bersih dan berkelanjutan di Sulawesi Tenggara.
Sekda Provinsi Sultra, Drs. H. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D, dalam rapat kala itu menjelaskan bahwa kebutuhan listrik di sektor pertambangan Sultra diperkirakan mencapai 4,02 Megawatt dalam waktu dekat. Sementara itu, penggunaan energi bersih di daerah ini masih terbatas, hanya sekitar 5%.
“PLTN ini diharapkan bisa menyediakan solusi energi jangka panjang, stabil, bersih, dan efisien. Tidak hanya menopang hilirisasi industri nikel, tapi juga membantu ketahanan ekonomi dan pencapaian target lingkungan global,” ujar Asrun Lio dalam forum tersebut.
Duta Besar Federasi Rusia, Sergei Tolcenov, kala itu menyampaikan kesiapan negaranya menjalin kerja sama, termasuk di bidang energi dan infrastruktur, dengan catatan semua tahapan administratif antara pemerintah daerah dan pusat Indonesia dapat terpenuhi.
“Kalau sudah ada keputusan di tingkat provinsi dan pusat, kami siap untuk melangkah lebih lanjut. Intinya, ada energi, ada investasi,” kata Sergei.
Rosatom sendiri diketahui telah membangun PLTN di berbagai negara seperti China, India, Turki, Bangladesh, hingga Mesir dengan standar keamanan tinggi, ramah lingkungan, serta tanpa emisi karbon.
Meski secara resmi belum ada lanjutan pembahasan dari rencana besar tersebut, Pemerintah Provinsi Sultra menyatakan tetap terbuka pada opsi pengembangan energi bersih dalam rangka mendukung transformasi ekonomi berbasis hilirisasi dan industri berkelanjutan. (bar)