PILARSULTRA.COM — Dalam sejarah peradaban manusia, tak banyak pemimpin yang diberi anugerah luar biasa: kekuasaan, pengetahuan, kekayaan, dan kendali atas makhluk selain manusia. Salah satu sosok yang mewarisi semua itu adalah Nabi Sulaiman AS, seorang nabi sekaligus raja yang memerintah dengan adil dan bijaksana. Ia bukan hanya menguasai manusia, tetapi juga jin, hewan, dan angin.
Dalam Al-Qur’an surah An-Naml ayat 17 disebutkan:
“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman bala tentaranya dari jin, manusia, dan burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib.”
Bayangkan sebuah pasukan yang terdiri dari berbagai makhluk: manusia bersenjata, burung sebagai mata-mata udara, dan jin sebagai kekuatan tak terlihat yang mampu menembus ruang dan waktu. Inilah kekuatan pasukan Nabi Sulaiman yang legendaris.
Salah satu kisah paling menakjubkan adalah ketika Nabi Sulaiman meminta siapa yang bisa membawa singgasana Ratu Bilqis dari negeri Saba’ ke Palestina. Jin Ifrit menyatakan sanggup sebelum Nabi selesai berdiri dari tempat duduknya. Namun ada seorang hamba Allah—yang memiliki ilmu dari Kitab—yang memindahkan singgasana itu dalam sekejap mata. (QS. An-Naml: 40)
“Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.”
Kekuatan seperti itu tak sekadar kekuatan fisik, tapi bersumber dari ilmu yang benar dan izin Allah. Ini menunjukkan bahwa ilmu yang dipadukan dengan iman mampu melampaui batas logika manusia biasa.
Mengapa Kisah Ini Relevan Bagi Kita Hari Ini?
Di era modern, banyak orang mengejar kekuasaan dan ilmu, tapi sering melupakan aspek keimanan. Kisah Nabi Sulaiman mengajarkan bahwa puncak peradaban adalah saat ilmu, iman, dan kekuasaan bersatu untuk keadilan dan kemaslahatan.
Warga +62 yang dikenal religius dan suka hal-hal spiritual bisa belajar banyak dari cerita ini. Bahwa tidak semua kekuatan bersumber dari kekayaan atau teknologi—tapi bisa juga dari kedekatan dengan Allah, keilmuan yang dalam, dan niat yang lurus.
Sebagai bangsa besar dengan sejarah spiritualitas yang kuat, Indonesia bisa mengambil inspirasi dari kepemimpinan Nabi Sulaiman: bahwa seorang pemimpin sejati bukan hanya yang kuat dan cerdas, tapi juga yang takwa dan adil.
Kisah Nabi Sulaiman bukan sekadar dongeng spiritual, tapi refleksi tentang kepemimpinan ideal. Pemimpin yang menguasai ilmu, mendapat kepercayaan dari langit, dan memimpin dengan hati nurani.
Dunia mungkin butuh banyak teknologi dan senjata hari ini, tapi lebih dari itu, kita membutuhkan pemimpin seperti Sulaiman: berilmu, beriman, dan bijaksana. (*)