Pelantikan jajaran baru Direksi dan Dewan Pengawas Perumda Sultra oleh Gubernur Andi Sumangerukka bukan sekadar agenda pergantian pejabat, melainkan menjadi momen strategis yang sarat harapan sekaligus tanda tanya publik.
Pasalnya, hampir setahun lalu, tepatnya 8 Agustus 2024, Perumda Sultra telah menandatangani MoU dengan PT Medco Infrastruktur Indonesia untuk pembangunan dan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). MoU itu menjadi angin segar saat itu, dengan janji menghadirkan sistem air siap minum melalui keran rumah tangga. Namun hingga kini, belum ada implementasi nyata yang terlihat di lapangan.
Kini, di tengah penunjukan Direktur Utama baru, Akhmad Rizal, bersama dua direktur lainnya, publik menunggu: apakah kepemimpinan baru ini akan melanjutkan dan merealisasikan kerja sama strategis tersebut, atau justru membiarkannya mengendap sebagai dokumen tanpa nyawa?
Gubernur sendiri telah menitipkan pesan tegas: profesionalisme, independensi, dan akuntabilitas. Dan itulah kata kunci yang seharusnya menjadi fondasi dalam setiap langkah Perumda, apalagi ketika mengelola sektor-sektor vital seperti air bersih.
Perumda bukan hanya tentang bisnis, tetapi tentang pelayanan publik yang bersentuhan langsung dengan hajat hidup rakyat. Jika MoU SPAM ini tak segera ditindaklanjuti, maka publik patut bertanya: apakah ada keseriusan untuk menjadikan Perumda sebagai penggerak kesejahteraan daerah, ataukah sekadar tempat parkir jabatan?
Kita menantikan langkah konkret. Karena air bersih tidak bisa ditunda, dan kepercayaan publik tak bisa dibangun dengan janji kosong. (red)