PILARSULTRA.COM, Kendari — Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) RI menggelar Seminar Literasi Digital bertajuk “Merawat Demokrasi, Menangkal Disinformasi” di Hotel Claro Kendari, Kamis (2/10/2025). Acara ini dibuka langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi dan Informasi, Marsekal Muda TNI Eko Dono Indarto, S.IP., M.Tr.(Han).
Dalam sambutannya, Eko Dono Indarto menegaskan bahwa literasi digital merupakan bagian penting dari penguatan ketahanan informasi nasional.
“Literasi digital bukan hanya kemampuan teknis menggunakan teknologi, tetapi juga pemahaman etika bermedia, kemampuan verifikasi informasi, serta kesadaran akan dampak sosial politik dari aktivitas digital,” ujarnya.
Seminar menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Ketua Tim Literasi Digital Kemenkomdigi Bambang Tri Santoso, Guru Besar Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Dadang Rahmat Hidayat, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sultra Dr. M. Ridwan Badallah, serta Wakil Koordinator Divisi Komunikasi Publik Siberkreasi Savero K. Dwipayana. Bertindak sebagai moderator, Syafira Mardhiyah dari Badan Siber dan Sandi Negara.

Prof. Dadang memaparkan pentingnya kecerdasan digital yang mencakup literasi, kreativitas, etika, dan resiliensi dalam menghadapi hoaks dan manipulasi informasi. Ia juga menyoroti fenomena “penyakit digital” seperti procrastination dan doomscrolling yang melemahkan produktivitas masyarakat.
Sementara itu, Kemenkomdigi melalui Pusat Pengembangan Literasi Digital memaparkan strategi nasional literasi digital dengan empat pilar utama: kecakapan, etika, budaya, dan keamanan digital. Strategi ini diharapkan mampu melawan disinformasi melalui verifikasi fakta dan kolaborasi multipihak.
Kadis Kominfo Sultra Ridwan Badallah memaparkan kondisi digital di Sultra dengan tingkat penetrasi 73,92 persen, serta upaya membangun roadmap Sultra Digital Berdaya Saing hingga 2027 melalui klinik hoaks, literasi digital di sekolah dan komunitas, serta lomba konten etis lintas generasi. Ia mencontohkan saat aksi demonstrasi di Kendari, 25 Agustus lalu, masyarakat tetap fokus pada tuntutan tanpa terprovokasi hoaks.
Dari sisi komunitas, Siberkreasi menekankan peran kreator konten positif untuk menyeimbangkan arus informasi.
Seminar ditutup kembali oleh Deputi Kemenko Polkam, yang menegaskan bahwa literasi digital adalah fondasi ketahanan nasional. “Sulawesi Tenggara dapat menjadi pionir literasi digital di kawasan timur Indonesia dengan kolaborasi multipihak yang nyata,” tegasnya.
Acara ini dihadiri unsur Forkopimda Sultra, pejabat daerah, akademisi, media, serta komunitas literasi digital dengan total ratusan peserta. (bar)