PILARSULTRA.COM, Kendari –Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat inflasi year-on-year (yoy) September 2025 sebesar 3,68 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 110,03 (Rilis BPS Tanggal 1 Oktober 2025). Angka ini lebih tinggi dibanding inflasi nasional pada periode yang sama yang tercatat 2,65 persen.
Inflasi tertinggi di Sultra terjadi di Kota Baubau sebesar 4,84 persen (IHK 111,44), sementara yang terendah di Kota Kendari sebesar 2,99 persen (IHK 109,02).
BPS menjelaskan, inflasi tahunan dipicu oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran. Pendorong terbesar adalah makanan, minuman & tembakau yang naik 7,55 persen, perawatan pribadi & jasa lainnya 7,80 persen, serta pendidikan 4,28 persen. Kenaikan juga terjadi pada kelompok kesehatan (2,59 persen), transportasi (1,08 persen), dan restoran (2,19 persen).
Sementara itu, deflasi terjadi pada kelompok pakaian & alas kaki sebesar 0,91 persen serta informasi, komunikasi & jasa keuangan sebesar 0,05 persen. Secara bulanan (month-to-month), Sultra mencatat deflasi 0,26 persen, sedangkan secara akumulatif Januari–September 2025 (year-to-date) inflasi tercatat 3,26 persen.
Dengan posisi inflasi Sultra yang lebih tinggi dari angka nasional, pemerintah daerah diingatkan untuk lebih serius menjaga stabilitas harga, terutama pada pangan dan kebutuhan pokok. Upaya penguatan distribusi, pengendalian rantai pasok, serta diversifikasi sumber pasokan dinilai penting agar inflasi tidak terus menekan daya beli masyarakat. (bar)