PILARSULTRA.COM, Kendari — Di tengah tantangan menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, Sulawesi Tenggara terus bergerak, Pemerintah provinsi melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menggencarkan gerakan pasar murah di delapan kabupaten/kota, sebagai bagian dari upaya menekan inflasi yang masih bertengger di lima besar nasional. Namun, di balik strategi teknokratis ini, ada satu hal yang tak kalah penting: sentuhan kemanusiaan dari sang gubernur, Andi Sumangerukka (ASR)
Kepedulian sosial Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka (ASR) begitu tinggi. Bila ada program pemerintah dengan menggelar pasar murah, bila ASR datang, biasanya langsung memberi subsidi kepada distributor.
“Di pasar murah itu kan kita subsidi. Misalnya transport dari kota ke desa. Bagi distributor, transportnya kita (Disperindag) yang tanggung. Nah, kadang-kadang, kalau Pak Gubernur datang, beliau secara pribadi biasanya mensubsidi lagi dengan uang pribadi beliau. Ibu gubernur juga begitu. Kepedulian sosialnya sama. Akhirnya, masyarakat rebutan ambil barang,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadis Perindag) DR. Rony Yakob La Ute, kemarin.
DR. Rony menjelaskan ini setelah ditanya soal gelaran pasar murah di beberapa kabupaten di Sultra ini. Memang, Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra), melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) terus melakukan upaya menekan inflasi. Dalam empat hari terakhir, Disperindag Sultra bekerja sama dengan Disperindag di delapan kabupaten/kota telah menggelar pasar murah. Gelaran ini disebut Gerakan akselerasi pengendalian inflasi.
“Kita masih berada di lima besar inflasi nasional. Makanya, Pak Gubernur memberi perhatian serius dalam pengendalian inflasi dengan gerakan pasar murah di delapan kabupaten. Suntikan inflasi kita tertinggi dari Kabupaten Konawe. Konawe tertinggi inflasinya,” kata Kadis Perindag Sultra, Rony La Ute, kemarin.
Sultra masih bertengger di lima besar secara nasional.
Pasar murah ini telah berlangsung selama tiga hari dan akan berakhir Sabtu, 13 September 2025. Delapan kabupaten yang Kerjasama pasar murah tersebut adalah Muna, Muna Barat, Buton Tengah, Buton Utara, Konawe, Konawe Kepulauan, Konawe Utara dan Kota Kendari. Untuk Kota Kendari, gelaran pasar murahnya telah berakhir pekan lalu.
Pasar murah ini, lanjut Rony, juga masuk dalam program unggulan ASR-Hugua untuk strategi pengendalian inflasi. Selain bekerjasama dengan Dinas Perindag kabupaten, pihaknya juga menggandeng Bulog. “Disperindag Sultra ini begitu dipercaya sekali dengan Kabulog. Mau ambil berapapun oke. Ya, semua demi stabilitas harga,” tutur Rony.
“Tim Perindag sementara menyebar di 8 kabupaten. Barang yang disiapkan beras, minyak, bawang putih bawang merah, lombok, dan Sembilan bahan pokok lainnya,” sambung Rony.(bu/ps)