PILARSULTRA.COM, Global — Nepal diguncang demonstrasi besar yang berujung kerusuhan mematikan sejak Senin (8/9/2025). Sedikitnya 19 orang tewas, ratusan terluka, dan Perdana Menteri KP Sharma Oli terpaksa mengundurkan diri sehari kemudian.
Aksi protes awalnya dipicu kekecewaan publik terhadap skandal korupsi dan memburuknya kondisi ekonomi Nepal. Ketegangan makin meluas setelah pemerintah sempat memblokir akses media sosial populer seperti TikTok, Facebook, dan X. Kebijakan itu justru memicu amarah generasi muda, yang kemudian turun ke jalan dalam jumlah besar.
Kerusuhan menjalar hampir di seluruh kota besar Nepal. Rumah pejabat, kantor pemerintah, hingga gedung parlemen diserbu dan dibakar massa. Situasi semakin tak terkendali ketika sejumlah pejabat menjadi target amukan.
Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Prasad Paudel (65), menjadi korban paling parah. Ia dikejar massa di jalanan Kathmandu, dipukuli, bahkan ditelanjangi dan diarak keliling kota. Beberapa menteri lain juga dilaporkan diserang massa, termasuk mantan Perdana Menteri Sher Bahadur Deuba bersama istrinya yang kini menjabat Menteri Luar Negeri, Arzu Rana.
Di tengah tekanan dan amukan massa, PM Oli menyatakan mundur pada Selasa (9/9/2025). Pengunduran dirinya diumumkan beberapa jam setelah rumahnya dibakar pengunjuk rasa. Hingga kini, tiga menteri lain juga telah menyatakan pengunduran diri.
Nepal, negara berpenduduk sekitar 30 juta jiwa yang berada di dataran tinggi Himalaya, memiliki sejarah panjang ketimpangan sosial dan politik. Kerusuhan ini menambah daftar gejolak serius di kawasan Asia Selatan. (ps)