PILARSULTRA.COM, Kendari – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara melaporkan bahwa ekonomi Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 5,89 persen pada triwulan II tahun 2025 dibanding periode yang sama tahun lalu (year-on-year/y-on-y). Pertumbuhan ini mencerminkan arah pemulihan yang kuat dan stabil bagi perekonomian daerah.
Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, tulis BPS dalam rilis resminya (5/8) tercatat sebesar Rp49,82 triliun, dan atas dasar harga konstan 2010 sebesar Rp29,40 triliun.
Lima Sektor Penyumbang Utama Ekonomi Tumbuh Positif
Lima lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB Sultra, yaitu Pertanian, Pertambangan, Perdagangan, Konstruksi, dan Industri Pengolahan, seluruhnya mencatat pertumbuhan positif sepanjang triwulan II-2025. Ini menjadi sinyal kuat bahwa pondasi ekonomi Sultra tetap kokoh di tengah dinamika ekonomi nasional.
Sektor Tumbuh Tertinggi: Industri Pengolahan
Lapangan Usaha Industri Pengolahan mencatat pertumbuhan tertinggi, didorong oleh beberapa faktor, antara lain:
- Peningkatan produksi industri makanan dan minuman, terutama pada momen libur hari raya dan program bantuan MBG.
- Kenaikan produksi industri minyak nilam, yang mulai menggeliat di beberapa wilayah.
- Peningkatan signifikan industri logam dasar, seiring meningkatnya aktivitas pemrosesan hasil tambang.
Sektor Lain yang Menguat
- Akomodasi dan Makan Minum menunjukkan pertumbuhan tinggi, didorong oleh meningkatnya aktivitas kuliner, pariwisata lokal, dan tumbuhnya usaha F&B (Food and Beverages) di kawasan kota dan destinasi wisata.
- Pertambangan dan Penggalian juga tumbuh positif berkat pembukaan izin tambang baru oleh Kementerian ESDM, yang memberikan ruang ekspansi bagi aktivitas pertambangan nikel dan mineral lainnya di wilayah Sultra.
Pertumbuhan Antar Periode
- Semester I-2025 vs Semester I-2024 (c-to-c): tumbuh 5,78 persen
- Triwulan II-2025 vs Triwulan II-2024 (y-on-y): tumbuh 5,89 persen
- Triwulan II-2025 vs Triwulan I-2025 (q-to-q): tumbuh 3,17 persen
Dari sisi pengeluaran, Konsumsi Rumah Tangga tetap menjadi penggerak utama ekonomi dengan kontribusi tertinggi sebesar 47,31 persen terhadap PDRB. Sedangkan dari sisi produksi, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 24,57 persen.