PILARSULTRA.COM — Korupsi bukan sekadar tindakan melanggar hukum, melainkan penyakit sosial yang merusak sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Sulawesi Tenggara, gerakan moral mulai digalakkan: “Gerakan Bersama Sultra Tanpa Korupsi”. Kampanye ini bukan sekadar slogan, tetapi sebuah seruan untuk membangun tatanan pemerintahan dan masyarakat yang bersih, jujur, dan berintegritas.
Mengapa Sultra Harus Bebas dari Korupsi?
Sulawesi Tenggara adalah provinsi yang kaya sumber daya alam dan budaya. Namun kekayaan ini akan menjadi sia-sia jika korupsi merajalela di birokrasi, proyek pembangunan, dunia pendidikan, kesehatan, hingga sektor pelayanan publik. Korupsi memperlambat pertumbuhan, merusak kepercayaan publik, dan menyengsarakan rakyat kecil.
Bentuk-Bentuk Korupsi yang Harus Dihentikan:
- Suap dalam pengurusan dokumen atau proyek
- Gratifikasi pejabat
- Penggelembungan anggaran (mark-up)
- Nepotisme dalam pengangkatan jabatan
- Penyimpangan dana bantuan sosial
Siapa yang Bisa Mencegah Korupsi?
Gerakan ini mengajak semua pihak:
- Masyarakat umum: Menolak suap, aktif melaporkan penyimpangan.
- Tokoh agama: Menghidupkan nilai-nilai kejujuran dan amanah.
- Media: Menjadi garda terdepan dalam kontrol sosial.
- ASN dan pejabat publik: Menjaga integritas dan transparansi.
- Pemuda dan pelajar: Menanamkan budaya antikorupsi sejak dini.
Langkah Nyata Menuju Sultra Tanpa Korupsi
- Transparansi anggaran daerah melalui sistem digital.
- Penguatan peran inspektorat dan lembaga pengawas independen.
- Edukasi masyarakat lewat kampanye di sekolah, rumah ibadah, dan media massa.
- Perlindungan terhadap pelapor (whistleblower).
- Pembentukan zona integritas di OPD dan instansi strategis.
Sulawesi Tenggara tidak kekurangan orang cerdas. Yang dibutuhkan adalah orang-orang jujur dan berani. Gerakan Bersama Sultra Tanpa Korupsi adalah panggilan nurani.
Mari kita mulai dari diri sendiri, dari hal kecil, dan dari sekarang. Karena hanya dengan masyarakat yang bermoral, pembangunan yang berkelanjutan bisa benar-benar terwujud. (red)