PILARSULTRA.COM — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyatakan dukungan penuh terhadap gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk membangun Sekolah Rakyat, sebuah program pendidikan gratis berasrama yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Langkah ini menjadi salah satu strategi negara dalam memutus rantai kemiskinan melalui jalur pendidikan.
Program Sekolah Rakyat merupakan bagian dari agenda nasional pemerintah untuk membangun sumber daya manusia unggul dan siap bersaing dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. Sebanyak 53 unit sekolah akan mulai dibangun tahun ini, menyasar daerah-daerah termiskin di Indonesia.
Sultra Ambil Langkah Cepat, ASR Ajukan Tiga Lokasi
Menanggapi gagasan tersebut, Gubernur Sultra melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sultra, Drs. H. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D. (ASR), langsung bergerak cepat. Dilansir Antara (6/5), Pemprov Sultra telah menyiapkan lahan seluas 8,9 hektare di kawasan perkantoran Gubernur Sultra, Kota Kendari, untuk mendukung pembangunan Sekolah Rakyat.
Tak hanya itu, ASR juga menyebutkan bahwa pihaknya telah mengajukan tiga alternatif lokasi ke pemerintah pusat, yakni di:
- Kota Kendari (lokasi utama),
- Kabupaten Konawe, dan
- Kabupaten Konawe Selatan.
Pengajuan ini disampaikan langsung ke Kementerian Sosial dan kementerian terkait lainnya, dan saat ini tengah memasuki tahap verifikasi teknis dari pusat.
“Kami ingin Sultra menjadi bagian penting dari program strategis ini. Anak-anak dari keluarga tidak mampu harus punya akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas,” kata ASR dalam pernyataan resmi.
Konsep Sekolah Rakyat: Gratis, Berasrama, dan Berorientasi Pemberdayaan
Sekolah Rakyat dibangun dengan konsep berasrama penuh, menyediakan asupan gizi, fasilitas belajar lengkap, serta pendidikan karakter dan keterampilan hidup. Kurikulum dirancang untuk mencetak lulusan yang siap melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja di sektor strategis pemerintah.
Program ini dikelola secara terpadu oleh pemerintah pusat, namun pelaksanaannya sangat tergantung pada kesiapan dan komitmen daerah, termasuk dalam hal pengadaan lahan dan seleksi guru. Dinas Pendidikan Sultra bahkan telah menyampaikan bahwa program ini juga akan membuka peluang bagi guru honorer yang memenuhi kualifikasi untuk turut serta.
Potensi Besar Sultra Jadi Pilot Project di Kawasan Timur
Sulawesi Tenggara memiliki sejumlah wilayah yang masuk kategori miskin ekstrem, seperti Buton Tengah, Kolaka Timur, dan sebagian wilayah pedalaman Konawe. Jika Pemprov Sultra mampu menyelesaikan tahapan awal secara cepat, maka daerah ini berpotensi menjadi pilot project Sekolah Rakyat pertama di Indonesia Timur.
“Kami melihat banyak desa terpencil di Sultra yang cocok menjadi lokasi program ini. Akses pendidikan dan gizi anak-anak harus menjadi prioritas pembangunan,” ujar salah satu pemerhati pendidikan di Kendari.
Pro dan Kontra: Inovatif atau Justru Dilema Baru?
Meski mendapat dukungan luas, program Sekolah Rakyat juga menuai kritik dari kalangan akademisi. Beberapa pengamat mempertanyakan urgensinya membangun sekolah baru, ketimbang merevitalisasi sekolah negeri yang sudah ada.
“Daripada membangun sekolah baru, mengapa tidak perbaiki dan perkuat sekolah yang sekarang? Itu lebih efisien dan lebih cepat,” ungkap Prof. Tuti Budirahayu, pakar pendidikan dari Unsair.
Di media sosial, warganet juga menyoroti model asrama yang berisiko segregatif dan rawan konflik sosial bila tidak dikelola dengan baik. Namun banyak pula yang menilai bahwa Sekolah Rakyat bisa menjadi titik balik perubahan sosial, jika dikelola profesional dan berkelanjutan.
Saatnya Sultra Menjadi Penggerak Gerakan Pendidikan Nasional
Dengan dukungan penuh dari ASR dan seluruh jajaran Pemprov Sultra, langkah Sulawesi Tenggara untuk menjadi bagian dari sejarah pembangunan Sekolah Rakyat semakin nyata. Sekolah ini bukan hanya bangunan, tapi simbol harapan dan keadilan bagi anak-anak yang selama ini tersisih dari akses pendidikan bermutu.
Publik tentu mendukung penuh gerakan ini dan mengajak seluruh masyarakat, tokoh adat, organisasi pemuda, dan pemimpin daerah untuk bersatu mendorong implementasi program ini di Sultra, demi generasi emas Bumi Anoa yang lebih adil, berdaya, dan bermartabat. (red)