PILARSULTRA.COM, Perth — Indonesia dinilai berisiko terjebak dalam middle-income trap atau jebakan pendapatan menengah apabila tidak segera melakukan lompatan inovasi dan reformasi struktural. Hal itu mengemuka dalam diskusi bertajuk Indonesia Insight with Dahlan Iskan yang diselenggarakan oleh Australia Indonesia Postgraduate students and Scholars in Australia (AIPSSA), Selasa (8/7), di Business School The Univesirsity Of Western Australia, Kota Perth- Australia.
Acara tersebut menghadirkan mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan sebagai pembicara utama dan turut dihadiri oleh Aksan Jaya Putra anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara periode 2019 – 2024, yang saat ini berada di negeri Kangguru tersebut.
Dalam pemaparannya, Dahlan Iskan menekankan bahwa keberhasilan Indonesia keluar dari jebakan negara berkembang bukan hanya soal pertumbuhan ekonomi, melainkan keberanian dalam membenahi sistem, mempercepat inovasi, dan membangun kepemimpinan yang visioner.
“Indonesia butuh lompatan, bukan langkah lambat. Kita sudah terlalu lama nyaman di zona menengah. Ini saatnya mengubah cara berpikir,” ujar Dahlan.
Aksan Jaya Putra yang turut menyimak diskusi tersebut menyatakan bahwa forum seperti ini sangat penting untuk memperkaya perspektif para pemimpin daerah terhadap tantangan global dan nasional.
“Kita harus mulai menyambungkan pemikiran strategis seperti ini ke daerah. Pembangunan di Sulawesi Tenggara harus dikaitkan dengan upaya nasional keluar dari middle-income trap,” kata AJP.
Apa Itu Middle-Income Trap?
Middle-income trap adalah situasi ketika sebuah negara telah keluar dari kemiskinan, namun gagal menjadi negara maju. Ekonomi stagnan di level menengah karena produktivitas rendah, kurang inovasi dan ketergantungan pada ekspor komoditas mentah.
Agar lolos dari jebakan ini, negara perlu investasi besar di:
- Pendidikan,
- Teknologi,
- Sistem birokrasi yang efisien,
- Kewirausahaan berbasis pengetahuan.
Acara Indonesia Insight with Dahlan Iskan diselenggarakan oleh AIPSSA, komunitas para mahasiswa postgraduate Indonesia di Australia yang fokus pada isu-isu sektor publik dan kebijakan. Forum ini bertujuan mempertemukan tokoh nasional dengan para penerima beasiswa dan diaspora intelektual Indonesia untuk berdiskusi mengenai arah masa depan bangsa. (bar)