PILARSULTRA.COM, Kendari — Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir. Hugua, M.Ling., secara resmi membuka kegiatan Sosialisasi Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Sultra di Swiss-Belhotel Kendari.
Mengusung tema “Pemanfaatan Data dan Informasi IDSD dalam Perencanaan dan Penyusunan Kebijakan Daerah Berbasis Bukti,” kegiatan ini dihadiri oleh Deputi Riset dan Inovasi Daerah BRIN, jajaran OPD Pemprov, serta perwakilan dari berbagai instansi daerah.
Dalam sambutannya, Wagub Hugua menegaskan bahwa IDSD merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan daerah.

“Kalau IDSD kita rendah, maka untuk apa APBD Rp4,7 triliun itu? Indeks daya saing adalah gambaran produktivitas dari petani, nelayan, UMKM, hingga pariwisata,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa kinerja provinsi tak hanya dilihat dari program-program besar, namun juga dari outcome nyata di masyarakat. Untuk itu, peran Brida sebagai motor inovasi dan basis data pembangunan daerah menjadi sangat penting.
Skor IDSD Sultra Meningkat, Tapi Masih Perlu Perbaikan
Wagub mengapresiasi peningkatan skor IDSD Sultra dari 3,36 (2023) menjadi 3,46 (2024). Namun ia mengingatkan agar jangan berpuas diri, karena masih ada sejumlah pilar dengan skor rendah yang memerlukan intervensi.
“Saya bangga dengan tren positif ini, tapi kita masih perlu kerja keras agar Sultra bisa bersaing secara nasional,” ujar Hugua.
Dalam kesempatan tersebut, Hugua juga menyinggung menurunnya skor LAKIP Sultra dari B ke C. Menurutnya, IDSD kini menjadi salah satu dari tiga tolok ukur utama dalam menilai performa daerah selain MCP (KPK) dan LAKIP (KemenPAN-RB).
“Tiga hal ini jadi perhatian nasional. Kalau IDSD naik, artinya ada perbaikan nyata dalam kinerja pembangunan kita,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Brida Sultra, Dra. Hj. Isma, M.Si, menjelaskan bahwa sosialisasi ini menjadi penting karena adanya perubahan sistem pengukuran IDSD pasca integrasi Balitbang ke BRIN.
“Sekarang pengukuran dilakukan oleh BRIN secara nasional. Tujuannya agar data IDSD benar-benar dimanfaatkan untuk menyusun kebijakan berbasis bukti,” katanya.
Isma menyebutkan tiga tujuan utama sosialisasi ini:
- Perencanaan berbasis data IDSD;
- Peningkatan skor IDSD, terutama pada pilar yang masih rendah;
- Memperkuat komunikasi lintas sektor dalam penguatan daya saing.
Ia menambahkan, BRIN melalui Deputi Riset dan Inovasi siap memfasilitasi bimbingan teknis kepada pemerintah daerah dalam menyusun strategi penguatan daya saing.
IDSD bukan sekadar angka. Ia adalah “cermin produktivitas rakyat”, seperti yang disampaikan Wagub Hugua. Maka ketika skor ini naik, semestinya kehidupan masyarakat juga turut membaik. Itulah yang harus terus dikawal. (IKP/Ps)