PILARSULTRA.COM, Kendari — Setelah menuai sorotan publik, panitia pelaksana Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional XVIII di Kendari akhirnya melakukan penyesuaian terhadap desain maskot resmi yang sebelumnya ramai diperbincangkan. Dalam versi terbaru, figur hewan yang semula digambarkan memegang Al-Qur’an kini telah hilang.
Seperti sebuah foto terkini yang diunggah warganet di grup Info Sultra (7/10), simbol animasi binatang tersebut kini tidak lagi terlihat Unggahan itu mendapat banyak apresiasi dari masyarakat yang menilai langkah panitia sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal.
Menanggapi dinamika publik ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara, Asrun Lio, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Sultra, menyampaikan apresiasi atas perhatian masyarakat terhadap penyelenggaraan STQH Nasional ke-28 yang akan digelar di Kendari pada Oktober 2025.
“Kami berterima kasih atas atensi dan kepedulian masyarakat. Ini menunjukkan bahwa STQH memang menjadi milik bersama, dan partisipasi masyarakat sangat penting bagi kesuksesan penyelenggaraannya,” ujar Asrun Lio, Selasa (7/10/2025) dari Palembang.
Klarifikasi Soal Maskot dan Logo Resmi
Asrun menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Sultra belum pernah meresmikan atau meluncurkan maskot apa pun untuk STQH Nasional 2025. Identitas visual resmi satu-satunya adalah logo STQH Nasional ke-28, yang telah melalui proses pembahasan bersama Kementerian Agama RI dan diluncurkan secara resmi sebelumnya.
“Dalam pertemuan di Kementerian Agama RI pada Juli 2025, pembahasan hanya mencakup aspek teknis seperti akomodasi, transportasi, keamanan, dan fasilitas pendukung kegiatan. Tidak ada pembahasan tentang maskot. Panitia pelaksana hanya melakukan launching terhadap logo STQH,” jelasnya.
Ia menambahkan, Pemprov Sultra telah berkoordinasi dengan pihak event organizer untuk menarik kembali penggunaan maskot yang sempat beredar guna menghindari kesalahpahaman publik, sekaligus menunjukkan kehati-hatian dalam menampilkan simbol-simbol religius.
Ajak Jaga Kebersamaan dan Sukseskan STQH Nasional
Asrun juga mengajak seluruh pihak untuk menjaga semangat kebersamaan dan fokus pada tujuan utama STQH Nasional: sebagai ajang syiar Islam, mempererat persaudaraan, serta memperkenalkan potensi Sultra ke seluruh Indonesia.
“Mari bersama-sama kita sukseskan STQH ini, dengan menghadirkan suasana yang damai, religius, dan membanggakan bagi Sultra dan bangsa,” tutupnya.
STQH Nasional ke-28 dijadwalkan akan dibuka pada 11 Oktober hingga 19 Oktober 2025 di Kota Kendari, dengan peserta dari 34 provinsi di Indonesia. Pemerintah Provinsi Sultra berharap seluruh masyarakat dapat menjadi tuan rumah yang baik, menciptakan suasana penyelenggaraan yang tertib, hangat, dan bernilai ibadah.
Dengan langkah cepat panitia dan klarifikasi resmi dari Pemprov Sultra, polemik soal maskot kini diharapkan tuntas, dan perhatian publik kembali terfokus pada esensi utama STQH: memperkuat syiar Al-Qur’an dan menampilkan wajah Sulawesi Tenggara yang religius dan berbudaya.
“iya bagusmi kalau sudah dihilangkan itu maskot, simbol binatang bawa Al Qur’an, pake baju adat Tolaki lagi, itu memang tidak pantas. Kalau Pak Sekda sudah suruh kasih turun, bagus itu. Semoga sukses STQH,” ujar salah seorang tokoh generasi muda Tolaki Konsel kepada redaksi Pilar Sultra. (tin)











