PILARSULTRA.COM — Akhir pekan sering kali jadi waktu terbaik untuk melepas penat. Sebagian orang mengisinya dengan jalan-jalan, sebagian lagi dengan menikmati kopi dan bacaan ringan. Nah, kali ini mari kita membahas sesuatu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, tapi jarang kita pikirkan: warna.
Pernahkah sobat bertanya-tanya, kenapa layar televisi, cat lukisan, atau bahkan printer bisa menampilkan ribuan warna? Jawabannya ada pada teori campuran warna.
Dua Dunia Warna: Cahaya dan Pigmen
Secara sederhana, ada dua teori utama campuran warna:
- Additive (Cahaya – RGB)
Digunakan di layar TV, monitor, hingga lampu panggung. Warna dasarnya adalah Merah, Hijau, Biru (RGB). Semakin banyak cahaya digabung, semakin terang hasilnya. Tiga warna dasar ini kalau bertemu akan menghasilkan warna putih. - Subtractive (Pigmen – CMY/CMYK)
Dipakai di dunia cat, tinta, atau printing. Warna dasarnya adalah Cyan, Magenta, dan Kuning. Semakin banyak pigmen dicampur, warnanya justru semakin gelap. Kalau ketiganya bertemu, hasilnya cenderung menjadi hitam atau cokelat gelap.
Contoh Sehari-Hari
- Saat sobat menonton konser musik, lampu merah dan hijau bertemu menghasilkan kuning cerah.
- Saat mencampur cat biru dan kuning, yang muncul adalah hijau daun.
- Printer warna di rumah sobat bekerja dengan mencampur cyan, magenta, kuning, dan hitam (CMYK) hingga bisa mencetak foto penuh warna.
Filosofi di Balik Warna
Warna bukan sekadar soal seni atau teknologi. Ada filosofi kecil yang bisa kita renungkan:
- Dalam dunia cahaya, semakin banyak berbagi, semakin terang.
- Dalam dunia pigmen, semakin banyak menumpuk, semakin gelap.
Seperti hidup, terkadang kita perlu tahu kapan harus “menambah terang” dengan berbagi kebaikan, dan kapan harus “mengurangi beban” agar tidak semakin gelap oleh masalah.
Akhir pekan ini, coba perhatikan sekeliling sobat. Dari warna langit sore, lampu kota, hingga secangkir kopi hangat. Semua punya cerita warna yang saling berpadu, membentuk harmoni. (mer)