Oleh: Sabaruddin Hasan – Jurnalis
PILARSULTRA.COM, OPINI — Dalam dua dekade terakhir, wajah Kendari terus berubah pesat. Gedung-gedung bertingkat, pusat perbelanjaan modern, hingga kantor-kantor strategis kian menumpuk di satu kawasan: eks MTQ Square Kendari dan sekitarnya. Meski Kawasan Kantor Gubernur menjadi pusat kantor pemerintahan provinsi, namun MTQ Square tetap menjadi magnet utama segala aktivitas; dari pemerintahan, perdagangan, hingga hiburan. Namun di balik gemerlapnya kawasan tersebut, terselip masalah serius: ketimpangan pembangunan antarwilayah dalam kota.
Wilayah seperti Abeli, Puuwatu, Kambu, dan Baruga tampak relatif tertinggal pengembangannya. Infrastruktur jalan, jaringan drainase, pusat layanan publik, bahkan ruang terbuka hijau belum berkembang sebanding dengan kawasan pusat kota seperti di MTQ. Ketimpangan ini memicu beban berat: kemacetan, lonjakan harga lahan, dan berbagai dinamika sosial lainnya.
Pendisterian kota bukan sekadar wacana tata ruang, tapi kebutuhan mendesak. Artinya, pertumbuhan kota harus disebar merata ke seluruh kecamatan, bukan hanya menumpuk di satu titik. Pemerintah kota perlu merancang pusat-pusat pertumbuhan baru, mulai dari kawasan bisnis, pusat layanan publik, hingga fasilitas rekreasi di luar kawasan eks MTQ.
Banyak kota besar yang berhasil mengurangi beban pusat kota dengan strategi ini. Makassar membangun pusat perkantoran di Tallo dan Biringkanaya, sementara Surabaya menumbuhkan kawasan penyangga seperti Pakuwon City dan Lakonya. Hasilnya, aktivitas kota menyebar, lalu lintas lebih lancar, dan peluang ekonomi tumbuh merata.
Kota Kendari memiliki modal serupa: lahan luas di wilayah pinggiran, pertumbuhan penduduk muda yang tinggi, dan potensi ekonomi lokal yang beragam. Yang dibutuhkan hanya keberanian politik untuk keluar dari pola lama. Pemkot Kendari harus segera memperbarui rencana tata ruang dengan memasukkan konsep pendisterian sebagai strategi utama, sekaligus membangun infrastruktur dasar di kawasan penyangga.
Menumpuk semua pembangunan di satu titik hanya akan menciptakan kota yang sesak, mahal, dan tidak inklusif. Sebaliknya, membagi pertumbuhan ke seluruh wilayah akan menciptakan Kendari yang tangguh, nyaman, dan merata bagi semua warganya.
Sudah saatnya: Pendisterian Kendari dimulai dari sekarang, bukan nanti. (*)