PILARSULTRA.COM, Baubau — Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sulawesi Tenggara, Kakak Drs H Asrun Lio MHum PhD, Minggu (31/8/2025) melantik Majelis Pembimbing Cabang Gerakan Pramuka Kota Baubau, masa bakti 2025-2030, di Kota Baubau.
Mengawali sambutanya, Ketua Kwarda Pramuka mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya kemah bakti Pramuka Kwarcab Kota Baubau dan kemah eksekutif, yang sudah dilaksanakan selama tiga hari, sejak 29 Agustus sampai hari ini, Ahad 31 Agustus 2025.
Menurutnya, kegiatan tersebut sesuai dengan arahan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, untuk mencanagkan bulan bakti pramuka selama bulan Agustus, dalam rangka memperingati Hari Pramuka ke 64 tahun.
Oleh karena itu, dirinya atas nama Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sulawesi Tenggara, menyampaikan apresiasi tinggi kepada jajaran pemerintah Kota Baubau dan Kwartir Cabang Kota Baubau.
Dia melanjutkan, termasuk kepada seluruh komponen Gerakan Pramuka di Kota Baubau, mulai dari gugus depan dan kwartir ranting yang telah terlibat menyukseskan kegiatan dimaksud.
“Gerakan kepanduan sebagai cikal bakal gerakan pramuka telah ada di bumi pertiwi sejak masa penjajahan Belanda tepatnya pada tahun 1912 dengan nama kelompok baik, berdasarkan nama etnik maupun keagamaan, sudah 105 tahun eksistensinya di indonesia,” katanya.
Masih Sekda Sultra, Asrun Lio, namun yang penting dipahami bahwa filosofi dan nilai-nilai kepramukaan digali dari bangsa dan kebudayaan Indonesia, yang bersamaan waktunya dengan berkembangnya gerakan kepanduan dunia yang dirintis oleh Sir Baden Powell di Inggris.
“Setelah para pandu Indonesia merintis sumpah pemuda tahun 1928 dan mendorong Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, dan kemudian berkembang menjadi banyak organisasi kepanduan. Presiden Soekarno melihat potensi dan militansi kepanduan yang perlu dipupuk menjadi perekat persatuan dan kesatuan, akhirnya Bung Karno menyatukan organisasi-organisasi kepanduan itu menjadi gerakan pramuka dengan diterbitkannya Keputusuan Presiden no. 238 tahun 1961,” paparnya.
Sekda Sultra menerangkan, gerakan Pramuka merupakan penyatuan dari 60 organisasi kepanduan untuk dapat menjadi perekat bangsa. Presiden Soekarno telah menyerahkan panji gerakan pranuka kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961, yang berpesan bahwa gerakan pramuka berfungsi untuk membina dan memantapkan karakter kaum muda Indonesia.
“Pesan Bung Karno ketika itu bahwa berusaha sehebat-hebatnya untuk mengembangkan dan meluaskan gerakan kita. Sampai pada suatu ketika setiap anak dan pemuda serta pemudi kita, baik mahasiswa yang di kota maupun yang mengembala kerbau di desa, dengan rasa bangga dan terhormat dapat menyatakan aku Pramuka Indonesia,” tuturnya.
Dia melanjutan lagi, gerakan pramuka menjadi “rumah besar”, dan dirinya yakin Pramuka dapat menyatukan bangsa ini ketika banyak pihak yang memiliki berbagai kepentingan lainnya. Potensi gerakan pramuka sangat besar, mimpi dan visi-misinya besar, anggota tersebar di seluruh pelosok tanah air.
Ketua Kwarda Sultra menuturkan, filosofi masyarakat Buton berpusat pada nilai-nilai pobinchi-binchi kuli, yang diwujudkan melalui prinsip-prinsip “po maemaeka, po maasiaka, po angka-angka taka, po piapiara”, saling takut melanggar rasa kemanusiaan, saling menyayangi, saling menghargai, saling memelihara dan menjaga, ini lah nilai luhur yang mencerminkan kehidupan sosial ideal dalam masyarakat Kota Baubau.
Sementara itu, masih dia, Dasa Darma Pramuka sebagai pedoman hidup anggota pramuka memuat sepuluh nilai moral seperti takwa kepada tuhan, cinta alam dan sesama manusia, patriotisme, suka bermusyawarah, rela menolong, disiplin, hemat dan betanggung jawab.
“Nilai-nilai ini sejalan dengan semangat dan prinsip filosofi adat yang saya sebutkan tadi, sehingga kombinasi antara kebijaksanaan kearifan lokal dan nilai moral universal dasa darma pramuka menciptakan kekuatan kultural dan spiritual yang mendalam,” terangnya.
Nilai-nilai tersebut, menurutnya, bukan hanya memperkuat semangat kebangsaan di tingkat lokal, tetapi juga menjadi kunci keberhasilan implementasi program-program pembangunan negara dan bangsa.