PILARSULTRA.COM, Kendari – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara merilis perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Agustus 2025. Tercatat, inflasi Sultra secara tahunan (year on year/y-o-y) sebesar 3,75 persen dengan IHK 110,32.
Kepala BPS Sultra menjelaskan, inflasi tahunan tersebut masih berada dalam kisaran sasaran pemerintah. Dari enam daerah sampel IHK, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Konawe sebesar 4,97 persen dengan IHK 111,14, sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Kendari sebesar 2,89 persen dengan IHK 109,23.
Secara year to date (y-to-d), inflasi Sultra hingga Agustus 2025 tercatat sebesar 3,53 persen. Sementara itu, secara bulanan (month to month/m-to-m) justru terjadi deflasi -0,24 persen, menandakan harga-harga sempat terkoreksi di bulan laporan.
Penyumbang Inflasi
BPS mencatat, inflasi tahunan Sultra terutama didorong oleh:
- Makanan, minuman, dan tembakau (7,98 persen; andil 2,60 persen)
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya (6,96 persen; andil 0,55 persen)
- Transportasi (1,10 persen; andil 0,17 persen)
- Pendidikan (3,02 persen; andil 0,13 persen)
- Kesehatan (2,71 persen; andil 0,07 persen)
Adapun komoditas utama penyumbang inflasi antara lain beras, emas perhiasan, ikan layang, tomat, bawang merah, dan minyak goreng.
Sementara itu BPS mencatat beberapa komoditas justru menekan inflasi karena mengalami penurunan harga, seperti terong, tempe, ayam hidup, semangka, jeruk nipis, hingga bensin.
Situasi Terkendali
Dengan capaian ini, BPS menegaskan bahwa laju inflasi di Sultra sepanjang 2025 relatif terkendali. Meski demikian, faktor harga pangan terutama beras dan hortikultura masih menjadi tantangan yang perlu diantisipasi bersama pemerintah daerah dan pemangku kebijakan. (bps/ps)