PILARSULTRA.COM, Kendari — Sektor pertambangan mineral dan batubara di Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menunjukkan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara. Berdasarkan hasil rekonsiliasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) triwulan I tahun anggaran 2025, tercatat sepuluh perusahaan tambang menjadi penyumbang terbesar.
Data tersebut menunjukkan peran vital perusahaan tambang di Sultra dalam menopang pendapatan negara. Berikut daftar 10 penyumbang PNBP terbesar periode Januari–Maret 2025:
- PT Tonia Mitra Sejahtera (Bombana) – Rp132 miliar
- PT Tiran Indonesia (Konawe Utara) – Rp92 miliar
- PT Sulawesi Cahaya Mineral (Konawe) – Rp86 miliar
- PT Gerbang Multi Sejahtera (Konawe Selatan) – Rp65 miliar
- PT Makmur Lestari Primatama (Konawe Utara) – Rp56 miliar
- PT Ceria Nugraha Indotama (Kolaka) – Rp54 miliar
- PT Putra Dermawan Pratama (Kolaka Utara) – Rp43 miliar
- PT Karyatama Konawe Utara (Konawe Utara) – Rp28,2 miliar
- PT Aneka Tambang (Antam) (Konawe Utara) – Rp27,9 miliar
- PT Adhi Kartiko Pratama (Konawe Utara) – Rp23 miliar
(Sumber: Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI : Berita Acara Rekonsiliasi PNBP SDA Minerba Triwulan I TA 2025 Prov. Sultra)
PT TMS Jadi Sorotan
Menariknya, PT Tonia Mitra Sejahtera (TMS) yang kini sedang disorot lantaran aktivitasnya disegel Satgas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) Pertambangan, justru tercatat sebagai penyumbang PNBP terbesar di Sultra pada periode ini. Kontribusinya mencapai Rp132 miliar, jauh di atas perusahaan tambang lainnya.
Hal ini menegaskan besarnya peran TMS dalam perekonomian daerah maupun penerimaan negara, meskipun operasionalnya saat ini menghadapi polemik hukum.
Dominasi Konawe Utara
Dari 10 besar perusahaan, enam di antaranya berlokasi di Kabupaten Konawe Utara. Kondisi ini menunjukkan daerah tersebut menjadi pusat aktivitas tambang dengan kontribusi signifikan terhadap PNBP nasional. (bar)