PILARSULTRA.COM — Saat daftar negara terkaya dunia dirilis oleh lembaga-lembaga global seperti IMF dan World Bank, nama Indonesia memang belum muncul di deretan teratas. Negara-negara kecil dengan populasi sedikit namun produktivitas tinggi seperti Luksemburg, Irlandia, atau Swiss mendominasi peringkat teratas, dengan pendapatan per kapita menyentuh ratusan ribu dolar AS per tahun.
Sementara itu, Indonesia, negeri dengan lebih dari 275 juta penduduk, tercatat memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita sekitar USD 5.000 per tahun. Angka ini menempatkan Indonesia di sekitar peringkat 110–120 dunia, cukup jauh dari kata “negara terkaya”.
Namun, tunggu dulu.
Jika kita ubah sudut pandang dari kekayaan individu ke kekuatan ekonomi nasional secara keseluruhan, posisi Indonesia justru sangat mengesankan. Dengan total PDB sekitar USD 1,5 triliun, Indonesia bertengger di peringkat 16 dunia, dan termasuk dalam kelompok elit G20, yakni 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Ini bukan pencapaian kecil.
Indonesia adalah Raksasa yang Sedang Bangkit
Ukuran ekonomi Indonesia sangat besar bukan karena kekayaan per orang, tetapi karena besarnya potensi produksi nasional, luas wilayah, jumlah tenaga kerja, sumber daya alam, serta stabilitas politik dan fiskal yang cukup baik dalam beberapa dekade terakhir.
Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia juga menawarkan stabilitas yang tak dimiliki banyak negara berkembang. Kombinasi antara demokrasi, pasar bebas, sumber daya alam, dan bonus demografi menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan prospek ekonomi terbaik di masa depan.
Beberapa lembaga riset internasional bahkan memproyeksikan Indonesia akan masuk 5 besar ekonomi dunia pada 2045, tepat saat Indonesia merayakan satu abad kemerdekaannya. Sebuah cita-cita besar yang bukan ilusi, melainkan target yang bisa dicapai jika seluruh elemen bangsa terus bekerja keras dan bersatu.
Jadi, Apa Yang Harus Dilakukan?
Menjadi negara kuat bukan hanya tentang angka. Kekuatan sejati terletak pada kualitas sumber daya manusianya, semangat kolaborasi, dan kemampuan menjaga kedaulatan serta kemandirian ekonomi. Di tengah gelombang digitalisasi dan geopolitik global yang dinamis, Indonesia harus terus mendorong:
- Reformasi pendidikan dan vokasi
- Pembangunan infrastruktur berkelanjutan
- Kemandirian pangan dan energi
- Ekonomi digital dan industri kreatif
- Pemberantasan korupsi dan tata kelola bersih
Kita Tidak Miskin, Kita Sedang Bertumbuh
Mari melihat data dan fakta dengan sikap bijak. Indonesia mungkin belum “terkaya”, tetapi tidak bisa dianggap lemah. Kita sedang tumbuh, berkembang, dan mengambil posisi penting dalam percaturan global. Kita bukan negara kecil yang hidup dari bantuan luar negeri. Kita adalah bangsa besar yang sedang membuktikan diri.
Seperti kata Bung Karno, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.” Maka tugas kita hari ini adalah menjadi pahlawan masa kini — dengan bekerja keras, jujur, dan cinta tanah air.