PILARSULTRA.COM, Editorial — Enam bulan bukan waktu yang lama dalam siklus kepemimpinan lima tahunan. Namun dalam kurun singkat ini, duet Gubernur Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka dan Wakil Gubernur Ir. Hugua telah memberi bukti bahwa kecepatan bisa menjadi sinonim dari keberpihakan.
Sejak awal, keduanya hadir dengan pendekatan kerja langsung: turun ke lapangan, menyentuh berbagai sektor, dan membuka ruang koordinasi lintas lembaga. Dari penanganan tambang, penyelamatan aset, konsolidasi ekspor, hingga sidak disiplin ASN, pasangan ini tampak ingin memastikan bahwa pemerintah tidak hanya mengatur dari balik meja, tetapi hadir nyata di tengah persoalan.
Gubernur ASR menegaskan bahwa korupsi bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi pengkhianatan terhadap amanah rakyat. Wagub Hugua pun tegas, bahwa nilai-nilai ekspor Sultra tidak boleh terus-menerus diklaim oleh daerah lain. Keduanya mendorong perbaikan tata kelola berbasis data, keberanian politik, dan sentuhan humanis.
Namun jalan Sultra masih panjang. Ketimpangan antarwilayah, pendidikan, kesehatan, dan tata kelola sumber daya alam masih menjadi pekerjaan rumah. Maka ritme cepat ini harus dibarengi ketelitian dan kesinambungan. Jangan sampai langkah cepat hari ini menciptakan lubang besar di masa depan.
Rakyat Sultra mendambakan pemimpin yang bukan hanya bergerak cepat, tapi juga berpikir jauh. ASR dan Hugua telah memulai dengan baik. Kini, tantangannya adalah menjaga konsistensi. Karena dari kepemimpinan yang teguh dan visionerlah, masa depan Sultra bisa lebih terang, lebih adil, dan lebih bermartabat. (red)