PILARSULTRA.COM, Konawe Utara — Sulawesi Tenggara ternyata menyimpan keajaiban geologi dan kekayaan hayati yang jarang dikenal publik: Pegunungan Karst Matarombeo di Kabupaten Konawe Utara. Kawasan ini dijuluki sebagai “Amazon-nya Sulawesi” karena keanekaragaman hayatinya yang luar biasa dan masih alami.
Karst Matarombeo merupakan kawasan pegunungan kapur tropis purba yang terbentuk selama jutaan tahun. Hamparan batuan kapur menjulang, gua-gua alami, aliran sungai bawah tanah, serta lembah-lembah hijau yang diselimuti kabut membuat kawasan ini begitu eksotis dan nyaris mistis. Sayangnya, potensi luar biasa ini masih tersembunyi dan minim pemberitaan di tingkat nasional maupun internasional.
Rumah Bagi Satwa Langka Dunia
Pegunungan Matarombeo menjadi habitat penting bagi berbagai spesies langka dan endemik, termasuk Anoa, Tarsius, dan Burung Maleo. Bahkan menurut penelitian ilmiah, beberapa spesies yang ditemukan di wilayah ini belum sempat diklasifikasi secara resmi karena masih minim eksplorasi.

Para peneliti menyebut kawasan ini sebagai bagian dari zona Wallacea, yaitu wilayah pertemuan antara fauna Asia dan Australia yang memiliki karakteristik unik dan tidak ditemukan di tempat lain di dunia. Hal ini menjadikan Karst Matarombeo sebagai salah satu titik penting konservasi biodiversitas global.
Potensi Wisata dan Konservasi
Dengan kondisi alam yang masih perawan, Karst Matarombeo berpotensi menjadi destinasi ekowisata kelas dunia. Pemandangan tebing karst yang dramatis, jalur trekking alami, dan kekayaan flora-fauna menjanjikan pengalaman wisata yang edukatif dan menyatu dengan alam.
Namun, keindahan ini juga menghadapi ancaman: pembalakan liar, perambahan hutan, hingga minimnya perhatian dari pemangku kebijakan. Tanpa upaya perlindungan serius, kawasan ini bisa mengalami kerusakan permanen.
Ajakan untuk Generasi Muda Sultra
Karst Matarombeo bukan sekadar lanskap alam, tapi simbol kekayaan dan identitas Sulawesi Tenggara. Sudah saatnya generasi muda Sultra ikut mengangkat nama kawasan ini ke panggung nasional dan global.
Melalui konten edukatif, kampanye media sosial, hingga promosi wisata berbasis konservasi, Karst Matarombeo bisa menjadi ikon baru kebanggaan daerah. Potensi ini tidak hanya akan mengangkat citra Sultra, tapi juga membuka peluang ekonomi masyarakat lokal secara berkelanjutan.
“Apa yang tidak dikenal, tidak akan dijaga. Saatnya kita bercerita kepada dunia, bahwa surga kecil itu bernama Matarombeo.” (bar)