PILARSULTRA.COM, Kendari — Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadist (STQH) ke-28 tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara resmi ditutup oleh Wakil Gubernur Sultra, Ir. Hugua, pada Kamis malam (26/6), dalam sebuah seremoni khidmat yang berlangsung di Kota Lulo, Kendari.
Dalam sambutannya, Ir. Hugua menegaskan bahwa STQH bukan sekadar ajang kompetisi keagamaan, tetapi juga menjadi simbol perekat kebersamaan antar-daerah di Sulawesi Tenggara.
“STQH adalah sarana silaturahmi seluruh kafilah dari kabupaten/kota se-Sultra. Kita jaga persatuan ini demi membangun masa depan daerah yang beradab dan bermartabat,” ujar Hugua.
Ajang Fastabiqul Khairat untuk Bangun Generasi Qurani
Lebih jauh, Ir. Hugua menekankan bahwa STQH adalah momentum untuk membumikan nilai-nilai Al-Qur’an dan Al-Hadist dalam kehidupan sosial, khususnya melalui semangat fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan).
Menurutnya, kompetisi ini mengasah jiwa kejujuran, keadilan, dan sportivitas sebagai pondasi membangun generasi Qurani yang unggul dan berdaya saing menghadapi tantangan zaman.
“Nilai-nilai yang kita tanam hari ini adalah investasi sosial untuk mencetak pemimpin masa depan yang berakhlak dan kompeten,” ungkapnya.
Kolaka Juara Umum, Siap Mewakili Sultra di Kancah Nasional
Ajang STQH XXVIII tahun ini ditutup dengan kemenangan gemilang dari Kabupaten Kolaka, yang berhasil menyabet juara umum dengan raihan 6 medali emas. Disusul oleh Kota Kendari dan Kabupaten Buton Tengah di posisi kedua dan ketiga.
Wakil Gubernur Sultra dalam penutupan itu juga menyampaikan pesan khusus kepada seluruh peserta dan juara agar mulai mempersiapkan diri menuju STQH Tingkat Nasional yang akan digelar pada Oktober 2025 di Kota Kendari.
“Ini adalah kehormatan besar bagi Sultra sebagai tuan rumah STQH Nasional. Saya harap para juara mempersiapkan diri sebagai duta terbaik Bumi Anoa,” tegas Hugua.
STQH dan Peta Moderasi Islam di Indonesia Timur
Sebagai informasi, STQH merupakan bagian penting dari strategi nasional penguatan moderasi beragama, serta menjadi etalase keberhasilan daerah dalam membina kehidupan keagamaan yang harmonis dan berprestasi.
Sulawesi Tenggara dengan latar budaya yang plural menjadikan STQH sebagai momen memperkuat identitas daerah yang religius, damai, dan berorientasi masa depan. (pan)