PILARSULTRA.COM — Pare (Momordica charantia), dikenal juga sebagai paria atau peria, merupakan salah satu tanaman herbal yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional, khususnya untuk mengontrol kadar gula darah. Meskipun rasanya pahit, pare memiliki manfaat besar bagi kesehatan, terutama bagi penderita diabetes tipe 2.
Beberapa studi ilmiah telah membuktikan bahwa pare mengandung senyawa aktif seperti charantin, polipeptida-P, dan vicine yang memiliki efek hipoglikemik atau mampu menurunkan kadar gula darah. Polipeptida-P sendiri bekerja seperti insulin alami, membantu tubuh dalam mengatur kadar glukosa darah secara lebih efisien.
Selain itu, konsumsi pare secara rutin juga dapat meningkatkan metabolisme glukosa dan memperbaiki sensitivitas sel terhadap insulin. Itulah sebabnya pare banyak direkomendasikan sebagai terapi pendamping dalam pengobatan diabetes, khususnya bagi penderita yang ingin menghindari ketergantungan penuh pada obat-obatan kimia.
Cara mengonsumsi pare sebagai pengobatan:
– Jus pare: Ambil 1 buah pare, buang bijinya, lalu blender. Dapat dicampur dengan lemon atau apel agar rasanya lebih ringan.
– Air rebusan pare: Iris tipis pare, rebus 10–15 menit, saring, dan minum airnya.
– Masakan: Pare bisa diolah menjadi tumis, sayur bening, atau pepes tanpa tambahan gula.
– Kapsul ekstrak pare: Tersedia di apotek atau toko herbal, namun tetap perhatikan dosis dan kualitas produk.
Meski demikian, konsumsi pare harus tetap dikontrol. Mengonsumsi pare dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan efek samping seperti diare atau sakit perut. Tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui karena bisa menimbulkan kontraksi rahim.
Tips aman mengonsumsi pare:
– Jangan konsumsi berlebihan, cukup 1 kali sehari.
– Hindari saat perut kosong untuk menghindari iritasi lambung.
– Konsultasikan ke dokter jika sedang menggunakan obat diabetes agar tidak terjadi hipoglikemia.
Kesimpulannya, pare adalah solusi alami yang murah dan mudah didapat untuk membantu menjaga kadar gula darah. Masyarakat, khususnya yang kesulitan akses layanan medis, bisa memanfaatkan pare sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Namun, tetap diperlukan pengawasan dan pemahaman agar penggunaannya efektif dan aman. (med)