PILARSULTRA.COM – Pernahkah Anda bertanya, kenapa sebagian orang tampak kebal meski hidup di lingkungan kotor atau keras? Mengapa orang-orang yang tinggal di desa atau terbiasa beraktivitas di alam terbuka justru jarang sakit? Jawabannya ada pada sistem adaptasi tubuh manusia — dan salah satu contoh praktiknya bisa kita temukan dalam pelatihan militer.
Dalam salah satu sesi awal pelatihan kemiliteran, peserta atau siswa (dalam struktur latsarmil) diperintahkan untuk berendam di kubangan lumpur atau air rawa sebelum masuk ke hutan atau kegiatan alam lainnya. Sekilas tampak ekstrem, namun sejatinya, inilah salah satu metode klasik untuk melatih tubuh menyatu dengan alam.
Dari berbagai sumber kredibel, begini alasannya, antara lain :”
1. Paparan Alam Memicu Aktivasi Kekebalan Tubuh Alami
Lumpur dan tanah mengandung jutaan mikroba, seperti bakteri dan jamur. Ketika tubuh bersentuhan langsung dengannya, sistem imun tubuh manusia akan belajar mengenali dan menghadapi mikroba ringan ini. Tanpa disadari, ini adalah cara alami tubuh membentuk kekebalan.
Metode ini didukung oleh teori medis yang dikenal dengan “Hygiene Hypothesis“, yakni: tubuh yang terlalu steril justru cenderung lemah karena tidak terbiasa menghadapi serangan mikroorganisme. Karena itu, orang yang sering bersentuhan dengan alam biasanya lebih tahan terhadap penyakit sehari-hari.
2. Latihan Mental: Melepaskan Ego, Membangun Jiwa
Latihan fisik dalam lingkungan ekstrem juga bertujuan membentuk ketahanan mental dan disiplin. Saat peserta pasrah direndam dalam kubangan kotor, secara psikologis mereka belajar: merendahkan ego, menerima kondisi yang tidak nyaman, serta menguatkan mental dalam tekanan.
Inilah pijakan awal sebelum seseorang benar-benar bisa menyatu dengan medan — baik hutan, gunung, maupun kehidupan keras.
3. Bersahabat dengan Alam = Sehat dan Tangguh
Dalam latihan militer, prinsipnya sederhana: “Kalau kamu ingin selamat di hutan, kamu harus menyatu dengan hutan.”
Bersahabat dengan alam bukan sekadar fisik, tapi juga energi, ritme napas, dan pola pikir. Mereka yang sudah “disatukan” dengan alam, tidak mudah kaget saat tidur di tanah dingin, makan seadanya, atau menghadapi hujan dan panas bergantian.
Refleksi untuk Kehidupan Modern
Kini banyak dari kita hidup dalam kenyamanan buatan: AC, air bersih, makanan higienis, tempat tidur empuk. Tapi ironisnya, kita jadi lebih mudah sakit. Maka, membiasakan diri bersentuhan dengan alam—berkebun, berjalan tanpa alas kaki, bahkan bermain lumpur bersama anak-anak—bisa jadi terapi alami memperkuat imun dan jiwa, meski setelah itu harus membersihkan tubuh.
Apa yang dilatih oleh para pelatih militer pada para siswa latihan bukan sekadar tradisi atau hukuman. Itu adalah ilmu tubuh dan jiwa. Ilmu menyatu dengan bumi, menyatu dengan kotoran, lalu tumbuh menjadi pribadi yang tangguh — baik di medan hutan maupun di medan kehidupan.
Jadi, tubuh kita punya sistem kekebalan dalam ukuran tertentu untuk beradaptasi dengan alam agar tetap sehat. (bar)