PILARSULTRA.COM – Dalam hidup yang serba cepat ini, kita sering lupa bahwa kematian bisa datang kapan saja, di mana saja, dan dalam keadaan apa saja. Namun tahukah kita, bahwa banyak ulama dan hadis Nabi ﷺ yang mengingatkan bahwa manusia akan meninggal dalam kondisi yang mencerminkan kebiasaannya selama hidup?
“Setiap orang akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan saat wafatnya.” (HR. Muslim)
Hadis ini menjadi pengingat mendalam bahwa apa yang kita biasakan akan menjadi cermin akhir kehidupan kita, bahkan menjadi tanda bagaimana kita dibangkitkan kelak di hari kiamat.
Kebiasaan Mencerminkan Hati
Dalam Islam, kebiasaan bukan hanya urusan duniawi, tetapi cerminan kondisi spiritual seseorang. Seseorang yang terbiasa membaca Al-Qur’an, kemungkinan besar wafat dalam ketenangan, sedang membaca atau mengingat Allah. Sebaliknya, orang yang terbiasa dalam maksiat atau perbuatan lalai, tidak tertutup kemungkinan wafat dalam keadaan yang buruk (su’ul khatimah).
“Barang siapa yang hidup dengan suatu kebiasaan, maka ia akan mati di atasnya, dan akan dibangkitkan dengannya.” (Ulama salaf)
Kisah-Kisah yang Menggugah
- Seorang imam masjid meninggal dunia saat sedang sujud dalam shalat subuh berjamaah.
- Seorang pecinta Qur’an ditemukan wafat dengan mushaf di tangan.
- Sebaliknya, ada juga yang wafat di tempat hiburan, atau dalam kondisi sedang mabuk—na’udzubillah.
Kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari akhir hidupnya, karena hanya Allah yang mengetahui iman di dalam hati. Namun kisah-kisah ini menjadi pelajaran penting agar kita senantiasa menjaga kebiasaan baik.
Kenapa Ini Penting?
Di tengah arus dunia yang penuh godaan, manusia mudah sekali tenggelam dalam rutinitas tanpa sadar membentuk karakter dan akhlaknya. Bila kebiasaan buruk terus dilakukan, maka bukan tidak mungkin ia wafat dalam kondisi lalai atau bermaksiat.
Oleh karena itu, penting bagi umat islam untuk membiasakan diri dengan amal-amal kebaikan: Membaca Al-Qur’an setiap hari, menjaga shalat tepat waktu, bersedekah, menjauhi maksiat dan Istighfar setiap saat
Mari Perbaiki Diri, Selagi Masih Diberi Kesempatan
Kematian bukan soal umur atau sakit, tapi soal waktu yang telah ditentukan Allah. Maka, mari kita tanamkan dalam diri: apa yang kita lakukan setiap hari akan membentuk cara kita wafat, dan cara kita dihidupkan kembali.
- Hidup dengan Al-Qur’an, insya Allah wafat bersama Al-Qur’an.
- Hidup dengan maksiat, na’udzubillah… bagaimana akhir kita?
Tulisan ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi guna menyadarkan bahwa setiap detik hidup adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Mari kita jaga kebiasaan kita, niatkan setiap perbuatan karena Allah, dan doakan agar kelak kita diberi husnul khatimah — akhir hidup yang baik.
“Ya Allah, jadikanlah akhir hayat kami sebagai akhir yang paling Engkau ridhai…” Aamiin