PILARSULTRA.COM – Di balik keindahan Pulau Selayar dan daratan Poleang (Bombana) tersimpan sejarah diplomasi kuno antara dua kerajaan besar di Sulawesi: Kesultanan Buton dan Kerajaan Bone.
Sejumlah sumber sejarah dan tradisi lisan menyebutkan bahwa dahulu terjadi “tukar wilayah” antara kedua kerajaan. Selayar, yang semula dalam pengaruh Buton, diserahkan ke Bone, sementara Bone menyerahkan wilayah Poleang atau Kabaena ke Buton.
Jejak Diplomasi: Selayar dalam Pengaruh Buton
Bukti sejarah menyebut bahwa Selayar pernah berada dalam pengaruh Kesultanan Buton. Ini ditandai dengan:
- – Gelar bangsawan *Opu Selayar* yang diberikan kepada bangsawan dari Kabaena–Poleang yang menjadi bagian dari elite Buton.
- – Pernyataan dalam teks lokal dan arsip lisan bahwa Buton memiliki hak protektorat atas wilayah Selayar sebelum diserahkan ke Bone atau Gowa dalam perjanjian tertentu.
Poleang dan Kabaena: Hadiah Politik dari Bone?
Dalam kisah lain yang tersebar di Bombana, disebutkan bahwa sebagai imbalan atas dukungan Buton dalam perang atau diplomasi, Bone menyerahkan Kabaena (atau Poleang) kepada Buton.
Wilayah itu kemudian menjadi bagian dari struktur administratif Kesultanan Buton, bahkan Mokole Poleang diberikan peran penting dalam sistem kekuasaan Buton dengan gelar “Sapati” (seperti menteri dalam negeri).
Tokoh Kunci: Mokole Manjawari
Salah satu tokoh sentral dalam kisah ini adalah Mokole Manjawari dari Poleang. Ia dikenal sebagai bangsawan kuat yang menjalin aliansi dengan Buton melalui pernikahan politik. Ia juga dikenal dengan gelar Opu Selayar, yang memperkuat dugaan adanya hubungan teritorial antara Poleang–Selayar.
Pentingnya Kajian Ulang Sejarah Lokal
Meski belum seluruhnya terdokumentasi dalam arsip resmi nasional, tradisi lisan, lontara, dan naskah lokal membuka celah penting untuk menelusuri kembali sejarah pertukaran kekuasaan di wilayah Sulawesi Tenggara dan Selatan.
Pulau Selayar, Poleang, dan Kabaena menyimpan cerita unik tentang diplomasi antar-kerajaan, strategi politik, dan integrasi budaya yang jarang dibahas di ruang publik.
Catatan Redaksi:
Jika benar adanya, pertukaran wilayah antara Selayar dan Poleang adalah bukti betapa diplomasi antar-kerajaan di Nusantara telah berlangsung ratusan tahun sebelum terbentuknya Indonesia modern.
Riset: Sumber lokal Buton, Bone, Selayar & Sultansinindonesieblog