Oleh: Sabaruddin Hasan, SE.Ak – Akurat Consulting
PILARSULTRA.COM — Dalam dunia bisnis, kas merupakan aset yang paling rentan terhadap penyalahgunaan. Tidak jarang kasus fraud atau kecurangan terjadi karena lemahnya pengelolaan kas dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi setiap pelaku usaha, mulai dari UMKM hingga perusahaan besar, untuk memahami dan menerapkan sistem pengelolaan kas yang baik agar terhindar dari risiko fraud.
Artikel ini akan membahas secara praktis bagaimana mengelola kas perusahaan dengan efektif sekaligus aman.
Apa Itu Fraud dalam Pengelolaan Kas?
Fraud atau kecurangan dalam konteks keuangan biasanya melibatkan tindakan seperti:
– Penggelapan uang tunai
– Pemalsuan bukti transaksi
– Double cash recording (pencatatan ganda)
– Pembayaran fiktif
Kecurangan seperti ini seringkali sulit terdeteksi jika perusahaan tidak memiliki sistem kontrol yang baik.
Mengapa Pengelolaan Kas yang Baik Penting?
Kas ibarat darah bagi tubuh perusahaan. Jika aliran kas tidak terkontrol dengan baik, bisnis bisa terganggu atau bahkan kolaps. Selain itu, kas juga merupakan objek kecurangan yang paling mudah dimanipulasi karena sifatnya yang likuid.
Beberapa risiko utama akibat kelalaian dalam pengelolaan kas:
– Kehilangan aset secara perlahan (tanpa terdeteksi)
– Laporan keuangan tidak akurat
– Penurunan kepercayaan pemilik modal
– Potensi audit negatif dari pihak eksternal
Langkah-Langkah Mengelola Kas agar Terhindar dari Fraud
Berikut adalah beberapa langkah penting yang dapat diterapkan perusahaan untuk mencegah terjadinya fraud dalam pengelolaan kas:
1. Pisahkan Tugas (Segregation of Duties)
– Jangan biarkan satu orang mengelola seluruh proses kas.
– Tujuannya adalah meminimalkan peluang penyalahgunaan karena adanya saling kontrol.
2. Buat Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang Jelas
– Gunakan bukti transaksi seperti kwitansi, nota, atau invoice.
– Hindari transaksi tunai sebesar mungkin.
– Lakukan pencatatan real-time atau harian.
3. Rekonsiliasi Kas Secara Berkala
– Cocokkan saldo kas fisik dan catatan akuntansi secara rutin.
– Jika ditemukan selisih, segera telusuri penyebabnya.
4. Gunakan Software Akuntansi
– Mencatat semua arus kas masuk dan keluar secara otomatis.
– Mempermudah audit dan sulit dimanipulasi.
5. Audit Internal dan Eksternal Secara Berkala
– Audit internal oleh tim keuangan.
– Audit eksternal sebaiknya setahun sekali.
6. Batasi Akses ke Kas dan Data Keuangan
– Buat hak akses sesuai jabatan dan tanggung jawab.
7. Bangun Budaya Kejujuran dan Transparansi
– Pencegahan fraud paling kuat berasal dari budaya perusahaan yang sehat dan etis.
Contoh Kasus Sederhana
Sebuah toko ritel kecil mempercayakan kasir untuk menerima uang, mencatat transaksi, dan menyetorkan ke bank. Tanpa disadari, selama 3 bulan ada penyusutan kas harian yang tidak bisa dijelaskan. Setelah audit, ditemukan bahwa kasir sengaja mengurangi setoran dan memalsukan nota.
Kasus ini bisa dicegah jika:
– Kasir hanya menerima uang, bukan mencatat
– Laporan harian diverifikasi oleh supervisor
– Ada CCTV atau audit mendadak
Mengelola kas bukan sekadar mencatat keluar-masuknya uang. Lebih dari itu, pengelolaan kas adalah bagian penting dari sistem pengendalian internal yang melindungi perusahaan dari risiko fraud.
Dengan memisahkan tugas, membangun sistem pencatatan yang jelas, melakukan audit berkala, serta membudayakan etika kerja, perusahaan dapat meminimalkan potensi kerugian akibat kecurangan.
Ingat, mencegah selalu lebih murah dan lebih mudah daripada mengatasi kerugian akibat fraud yang sudah terjadi. (bar)