PILARSULTRA.COM, Kendari — Dinas Komunikasi dan Digital (Komdigi) Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara mengungkap, ada 2.360 panggilan darurat melalui call center 122 dalam sepekan usai diluncurkan Senin (9/6) lalu, namun hanya 22 saja yang benar-benar valid.
“Dari seluruh panggilan yang diterima, hanya 1.382 yang berhasil dijawab oleh petugas, sementara sisanya didominasi oleh panggilan percobaan maupun yang terindikasi sebagai candaan,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Digital (Komdigi) Kota Kendari Sahuriyanto saat ditemui di Kendari, Rabu.
Dia menyebutkan Pemkot Kendari menghadapi tantangan serius berupa banyaknya panggilan tidak valid yang terindikasi sebagai aksi iseng. Sejumlah masyarakat tampaknya masih menggunakan layanan ini untuk sekadar mencoba-coba.
“Sejak awal peluncuran, kami sudah memberikan pelatihan teknis kepada petugas. Namun karena layanan ini masih baru, kami memahami jika masih ada masyarakat yang sekadar ingin mencoba atau belum sepenuhnya yakin bahwa 112 sudah aktif,” ujarnya.
Layanan 112 dirancang sebagai pusat pelaporan darurat masyarakat yang terkoneksi langsung dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Ketika laporan diterima, sistem secara otomatis akan membuat tiket dan meneruskannya kepada instansi terkait melalui akun dan perangkat yang telah terintegrasi. Pengaduan yang diterima mencakup berbagai jenis, seperti permintaan bantuan sosial, kerusakan lampu jalan, hingga laporan pohon tumbang.
Namun demikian, keefektifan sistem ini mulai terganggu oleh banyaknya laporan palsu. Tidak sedikit panggilan masuk yang tidak disertai suara atau hanya tersambung dalam waktu singkat lalu terputus. Kondisi ini berdampak pada lambatnya penanganan laporan yang benar-benar darurat serta menambah beban kerja petugas.
“Petugas kami, para calltaker, setiap harinya harus menghadapi puluhan bahkan ratusan panggilan. Tapi sayangnya, banyak di antaranya yang hanya berupa panggilan singkat tanpa maksud yang jelas. Ini menunjukkan ada kesan bahwa layanan ini dijadikan bahan main-main, dan tentu kami sangat menyayangkan hal itu,” tegas Sahuriyanto.
Ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan layanan 112 secara tepat. Nomor ini, kata dia, tidak diperuntukkan bagi tindakan iseng atau percobaan semata, melainkan untuk kondisi genting yang memerlukan tanggapan cepat dari instansi pemerintah.
“Kami mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan memahami bahwa layanan ini adalah bagian dari sistem yang dibangun untuk menciptakan kota yang tanggap terhadap keadaan darurat. Mohon digunakan secara bertanggung jawab,” jelasnya. (Antara/ps)