PILARSULTRA.COM, Editorial — Rencana kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia pada pertengahan Juni 2025 akan menandai babak baru dalam dinamika diplomasi luar negeri Indonesia.
Setelah menyelesaikan agenda penting di Singapura, lawatan kenegaraan ke Moskow atas undangan langsung Presiden Vladimir Putin menunjukkan bahwa posisi Indonesia di panggung global semakin strategis dan dipperhitungkan.
Kunjungan ini tidak bisa dimaknai semata sebagai rutinitas diplomatik. Undangan resmi dari Kremlin menunjukkan adanya penghormatan khusus terhadap kepemimpinan baru Indonesia, sekaligus pengakuan terhadap pentingnya peran Indonesia dalam percaturan global, termasuk dalam hal geopolitik dan ekonomi.
Pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Putin pada 19 Juni mendatang dapat menjadi momen penting untuk memperdalam kerja sama di berbagai sektor: energi, pertahanan, perdagangan, dan teknologi. Rusia, dengan kekuatan militernya dan ketangguhan industri energinya, merupakan mitra potensial bagi Indonesia dalam memperkuat kemandirian strategis nasional.
Namun yang tak kalah penting adalah kehadiran Presiden Prabowo sebagai pembicara utama dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025. Forum ini merupakan ajang bertemunya pemimpin dunia dan aktor ekonomi global. Di sana, suara Indonesia akan didengar: bukan sebagai negara pinggiran, tetapi sebagai pemain utama di antara negara berkembang yang tumbuh pesat dan ingin berperan aktif dalam menyusun ulang arsitektur ekonomi dunia pasca-pandemi dan di tengah ketegangan geopolitik.
Di saat negara-negara Barat memperketat sekat ekonomi dan memperbesar fragmentasi global, Indonesia justru mengambil sikap aktif: merangkul semua poros kekuatan dunia. Inilah wajah diplomasi bebas aktif yang relevan dengan konteks kontemporer: menjaga keseimbangan, memperluas kemitraan, dan memaksimalkan manfaat bagi rakyat.
Maka, kunjungan ini harus kita maknai sebagai bagian dari langkah strategis Presiden Prabowo untuk membawa Indonesia lebih percaya diri dalam politik global, sambil tetap berpegang teguh pada prinsip non-blok dan kepentingan nasional.
Ke depan, publik berharap kunjungan ini tidak sekadar simbolik, melainkan menghasilkan kesepakatan konkret yang bisa dirasakan manfaatnya: peningkatan investasi, transfer teknologi, hingga kerja sama pertahanan yang memperkuat kedaulatan bangsa. Diplomasi harus menyentuh rakyat, dan dari Moskow, kita berharap lahir hasil yang nyata untuk Indonesia.