PILARSULTRA.COM, Jakarta — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah salah satu mitra dapur di Kalibata, Jakarta Selatan, melaporkan adanya dugaan penggelapan dana MBG sebesar Rp 975.375.000.
Penggelapan dana tersebut diduga dilakukan Yayasan Media Berkat Nusantara (MBN). Yayasan tersebut bekerja sama dengan mitra dapur di Kalibata yang dikelola Ira Mesra dalam menyediakan makanan untuk program MBG.
Namun, usai dua tahap menyediakan makanan program MBG, mitra dapur yang dikelola Ira Mesra tidak kunjung dibayar oleh Yayasan MBN. Tidak hanya itu, dalam kerja sama ini juga terjadi perubahan sepihak terhadap harga kontrak per porsi makanan di tengah masa operasional program.
Dalam kontrak awal, harga disepakati sebesar Rp 15.000 per porsi. Namun, di tengah pelaksanaan, pihak yayasan secara sepihak mengubah sebagian harga menjadi Rp 13.000 per porsi.
Tak hanya itu, hak Ira sebagai mitra dapur juga mengalami pemotongan sebesar Rp 2.500 per porsi, baik dari harga awal Rp 15.000 maupun harga baru Rp 13.000. Hal ini menyebabkan nilai yang diterima menjadi hanya Rp 12.500 atau Rp 10.500 per porsi, meski dalam praktiknya, seluruh operasional tetap ditanggung penuh oleh pihak dapur.
“Setelah ada pengurangan, hak kami sebagai mitra dapur masih dipotong sebesar Rp 2.500. Jadi dari Rp 15.000 dipotong Rp 2.500 menjadi Rp 12.500 dan dari Rp 13.000 dipotong pula Rp 2.500 setiap porsinya,” ungkap Harly, Selasa (15/4/2025), dikutip dari Antara sebagaimana dilansir Kompas.
Harly, menjelaskan bahwa kliennya telah bekerja sama dengan Yayasan MBN dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sejak Februari hingga Maret
Dalam periode tersebut, dapur MBG Kalibata telah memproduksi sekitar 65.025 porsi makanan, tetapi tidak mendapat pembayaran satu pun dari yayasan.
Menurut Harly, Badan Gizi Nasional (BGN) telah mencairkan dana sebesar Rp 386.500.000 kepada Yayasan MBN. Namun, hingga kini Ira belum menerima pembayaran sepeser pun.
Bahkan, saat mencoba menagih haknya, pihak yayasan justru menyatakan bahwa Ira masih memiliki kekurangan bayar senilai Rp 45.314.249 dengan dalih adanya kebutuhan lapangan.
Padahal, seluruh biaya operasional mulai dari bahan pangan, sewa tempat, listrik, kendaraan, peralatan dapur, hingga gaji juru masak ditanggung sendiri oleh dapur MBG Kalibata yang dikelola Ira.
Karena tidak ada kepastian pembayaran, dapur MBG Kalibata yang dikelola Ira akhirnya berhenti beroperasi, dan Ira memutuskan mengakhiri kemitraannya dengan program MBG.
“Saya sudah somasi, sudah ajukan hak tagih dan sudah ke BGN untuk mengonfirmasi ini dan sampai sekarang belum ada. Maka dari itu, kami sudah siapkan untuk langkah hukum, baik gugatan maupun laporan polisi,” kata Harly.