PILARSULTRA.COM — Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut China akan berinvestasi di kawasan industri di sejumlah wilayah Indonesia, seperti Sulawesi Tenggara hingga Batam.
Hal ini merupakan tindak lanjut pemerintah pascapenandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan China dalam lawatan Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi BPKM Edy Junaedi menyebut rencana investasi China tersebut merupakan bagian dari program prioritas Prabowo yang akan dibangun mulai tahun depan hingga 2029.
Namun, Edy belum dapat memerinci detail proyek-proyek baru yang akan digarap China tersebut; apakah akan menyangkut pengembangan hilirisasi sektor pertambangan atau lainnya.
“Ada beberapa kawasan industri lah yang akan dibangun di luar Jawa, yang sudah masuk ke dalam pipeline kita. Kalau di Sulawesi Tenggara kan produknya kita tahu ada nikel, kobalt begitu. Kemudian, ada juga masuk beberapa yang di Batam, itu juga kawasan industri juga,” kata Edy saat ditemui, Senin (18/11/2024).
Edy menyebut beberapa kawasan industri memang tengah didorong agar bisa terealisasi secepatnya. Nilai pengembangan kawasan industri tersebut ditaksir mencapai Rp618 triliun.
“Pak Menteri [,Rosan Perkasa Roeslani, meminta] untuk bisa terealisasi dalam waktu secepat-cepatnya dan nilainya Rp618 triliun kalau saya enggak salah,” ujar Edy.
Presiden Prabowo sebelumnya telah menandatangani kontrak bisnis RI-China senilai lebih dari US$10 miliar (sekitar Rp156,54 triliun) dalam pertemuan bilateralnya dengan Perdana Menteri Li Qiang di Great Hall of the People Beijing, Sabtu (9/11/2024).
Menurut Prabowo, investasi tersebut diharapkan akan memperkuat kolaborasi antarkorporasi kedua negara, serta mendorong keterlibatan yang lebih mendalam antara masyarakat Indonesia dan China.
Di sisi lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia belum lama ini mengatakan investor dari China bakal fokus menggenjot investasi ke Indonesia di sektor penghiliran atau hilirisasi tambang dan juga hulu minyak dan gas bumi (migas).
Bahlil tidak menjelaskan dengan lengkap ihwal siapa investor yang akan masuk, tetapi memastikan bakal terdiri dari beberapa perusahaan.
Adapun, pernyataan ini dilontarkan usai Bahlil mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam agenda kunjungan kerja ke China.
“Mereka [China] akan fokus pada hilirisasi di pertambangan dan juga masuk di hulu migas di beberapa perusahaan mereka, dan juga beberapa akan mendorong konstruksi termasuk perumahan,” ujar Bahlil saat ditemui di kompleks parlemen, medio pekan lalu.
Berdasarkan data dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, China merupakan negara dengan investasi atau penanaman modal asing (PMA) terbesar ketiga di Indonesia, yakni US$5,78 miliar pada Januari—September 2024.
Selain itu, Bahlil juga mengatakan telah menandatangani dua MoU kerja sama sektor mineral dengan China, di sela kunjungan kenegaraan delegasi RI mendampingi Prabowo tersebut.
Perinciannya, Bahlil menandatangani MoU Kerja Sama Mineral Hijau dengan Menteri Perdagangan atau Minister of Commerce (MOFCOM) Wang Wentao dan MoU Kerja Sama Sumber Daya Mineral dengan Ketua National Development and Reform Commission (NDRC) Zheng Shanjie.
Penandatanganan tersebut disaksikan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden China Xi Jinping dalam kunjungan kenegaraan ke China pada 8—11 November 2024. (Bloombergtechnoz/ps)