PILARSULTRA.COM, Kendari — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara bersama perusahaan energi nuklir negara Rosatom dari Rusia menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) terkait rencana Rosatom Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Sulawesi Tenggara di Ruang Pola Kantor Gubernur pada Senin pagi 18 November 2024.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sultra, Asrun Lio dalam sambutannya mengungkapkan, guna mendukung hilirasi industri khususnya Nikel dan kebutuhan energi di Sulawesi Tenggara yang saat ini masih didominasi penggunaan batubara, minyak bumi,dan gas bumi sementara pemanfaatan energi baru terbarukan baru 5%, dibutuhkan energi listrik yang tidak hanya besar tapi juga bersih.
“Sementara itu kebutuhan energi listrik pada industri pertambangan kedepan diperkirakan sebesar 4,02 Megawatt. Untuk memenuhi kebutuhan energi pada pertambangan yang besar ini maka Sulawesi Tenggara membutuhkan pasokan energi listrik pembangkit yang cukup besar dan juga energi bersih,” kata Asrun Lio.

Diharapkan dengan rencana pembangunan pusat listrik tenaga nuklir di Sulawesi Tenggara, lanjut Asrun Lio, tidak hanya menyediakan solusi energi jangka panjang, stabil, bersih dan efisien tetapi juga memainkan peran strategis dalam mencapai keberlanjutan energi, ketahanan ekonomi dan pencapaian target global dalam menghadapi tantangan lingkungan.
Sementara itu Duta Besar Federasi Rusia, Sergei Genneadievich Tolcenov dalam wawancara bersama awak media mengatakan dari pertemuan yang berlangsung hari ini ada minat dari pemerintah provinsi Sultra untuk bekerjasama dengan pihak Rusia termasuk di bidang energi dan infrastruktur.
“Kami mengerti ini baru langkah awal dan kalau sudah ada keputusan pada tingkat provinsi dan pusat kami siap untuk melakukan langkah lebih lanjut, Berbagai kemudahan yang dapat diperoleh yang pada prinsipnya ada energi ada investasi” jelasnya.
Lebih lanjut Sergei menjelaskan Rusia telah membangun Pusat Energi Listrik Tenaga Nuklir diberbagai negara dengan protokol keamanan yang sangat ketat sehingga tidak mengganggu ekosistem dan lingkungan hidup.
“Rosatom telah membangun pusat energi listrik tenaga nuklir di berbagai negara. Di Asia seperti di China dan India. Dan negara lainnya pembangunan sedang dilakukan seperti di Turki tahun depan sudah mulai berjalan. Bangladesh sedang dlakukan. Mesir pada tahap awal. Kami bisa menunjukkan kepada Indonesia proses pembangunan ini dalam berbagai tahapan,” kata Sergei.
Seperti diketahui terdapat beberapa keuntungan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) seperti tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca dan hanya sedikit menghasilkan limbah padat. Tidak mencemari udara karena tidak menghasilkan gas berbahaya, seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, merkuri, nitrogen oksida, partikulat, dan asap foto kimia.
Rapat Koordinasi pembahasan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) ini selain dihadiri Duta Besar Federasi Rusia bersama Tim Rosatom, hadiri pula anggota Dewan Energi Nasional, Dr.Ir. Musri Ma’waleda, MT, Kepala Dinas ESDM Sultra, Ir, Andi Azis, M.Si dan beberapa Kadis terkait lainnya serta undangan dari berbagai pejabat utama Kabupaten di Sultra. (bar)