PILARSULTRA.COM, Konkep — Kabupaten Konawe Kepulauan atau yang lebih dikenal dengan pulau Wawonii adalah salah satu kabupaten di Sultra yang terletak dilaut Banda. Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten, daerah tersebut memiliki luas 715 km².
Sejak tahun 2013, wilayah ini menjadi satu kabupaten baru, yang sebelumnya merupakan wilayah Kabupaten Konawe.
Dikutip dari sumber Astungkara.id, berbicara pulau Wawonii tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Banyak sejarah dan keragaman budaya yang menarik untuk diceritakan.
Hal menarik yaitu sejarah dibalik kemajemukan etnis yang mendiami pulau. Mulai dari suku Tolaki, suku Bugis, suku Buton, bahkan suku Jawa juga menjadi penghuni pulau tersebut.
M. Junus Malalatoa dalam buku “Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Jilid L-Z” terbitan tahun 1990, penduduk di Kecamatan Wawonii berjumlah sekitar 35.000 jiwa.
Kendati begitu banyak masyarakat Sultra maupun penduduk asli di pulau itu yang belum memahami sejarah dan keunikan daerah yang dikenal dengan sebutan “pulau atas kelapa” itu.
Dimulai dari kelompok pertama yang menginjakkan kaki, mungkin hanya beberapa orang yang tahu dari cerita turun-temurun. Bahkan dibeberapa kalangan masih terjadi perdebatan mengenai saling klaim siapa etnis yang awalnya menempati pulau.
Kasus lainnya terkait pendapat bahwa suku Wawonii merupakan pecahan dari orang-orang suku Tolaki, sedangkan para ahli bahasa menyatakan bahwa mereka memiliki bahasa tersendiri yang juga disebut dengan nama bahasa Wawonii atau bahasa Kalisusu. Tetapi sumber lain mengemukakan bahwa bahasa tersebut merupakan salah satu dialek dari bahasa Tolaki.
Setelah ditelusuri, berdasarkan riset pada zaman pra aksara ada penduduk awal yang memang mendiami pulau tersebut di zaman neolitikum (zaman batu baru).
Dalam buku yang disusun oleh Basrin Melamba dkk, disebutkan bahwa belum ada sumber-sumber sejarah yang relavan untuk membuktikan sejarah fase kehidupan masyarakat baik melalui tulisan maupun prasasti peninggalan. Namun demikian timnya tetap melakukan riset berdasarkan cerita rakyat dari para narasumber yang berkompeten.
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelum masa migrasi, memang ada kelompok manusia yang menempati gua-gua di Wawonii.
Diperkirakan kehidupan kelompok ini sudah berlangsung sejak 2000 tahun sebelum masehi. Kehidupan mereka seperti masyarakat pra aksara kebanyakan, yaitu nomaden (berpindah-pindah gua).
Seiring berkembangnya pengetahuan mereka pun mulai menetap dengan bercocok tanam. Akan tetapi belum ada sumber jelas terkait hilangnya peradaban ini. Ada yang berpendapat karena wabah ada juga yang menyebutkan terkait keamanan. (Kbrn/ps)