Oleh : Sabaruddin Hasan – Direktur Media Pilar Sultra

Dalam waktu dekat di bulan November 2024 mendatang kita akan memasuki tahapan pesta demokrasi kedua setelah Pemilu, yaitu Pilkada Serentak. Sebagai alat demokrasi, Pilkada diharapkan melahirkan pemimpin berkualitas yang meski dalam lingkup regional (Kota/Kabupaten/Provinsi) namun berwawasan kepentingan nasional. Pemimpin yang mampu membawa kita, rakyatnya, menuju tujuan yaitu kesejahteraan bersama.
Lantas apa yang dapat kita lakukan sebagai pemilih agar tidak salah pilih pemimpin?
Secara teoritis pemimpin dan kepemimpinan adalah dua elemen yang saling berkaitan. Kepemimpinan (style of the leader) merupakan cerminan karakter atau perilaku seorang pemimpin (leader behavior) . Sintesis antara leader style dengan leader behevior adalah kunci kesuksesan pengelolaan sebuah organisasi mulai dari yang kecil hingga skala besar (Negara).
Pakar Managemen George R Terry (2006 ; 495) mengemukakan bahwa. “Kepemimpinan adalah kegiatan-kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok secara sukarela”.
Kepemimpinan menurut Halpin Winer yang dikutip oleh Dadi Permadi (2000 : 35) bahwa : “Kepemimpinan yang menekankan dua dimensi perilaku pimpinan apa yang dia istilahkan “initiating structure” (memprakarsai struktur) dan “consideration” (pertimbangan).
Memprakarsai struktur adalah perilaku pemimpin dalam menentukan hubungan kerja dengan bawahannya dan juga usahanya dalam membentuk pola-pola organisasi, saluran komunikasi dan prosedur kerja yang jelas. Sedangkan pertimbangan adalah perilaku pemimpin dalam menunjukkan persahabatan dan respek dalam hubungan kerja antara pemimpin dan bawahannya dalam suatu kerja.”
Dari dua defenisi tersebut dapat dibuat sebuah konklusi bahwa dalam kepemimpinan ada keterkaitan antara pemimpin dengan berbagai kegiatan yang dihasilkan oleh pemimpin tersebut. Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempersatukan orang-orang dan dapat mengarahkannya sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu.
Nah, untuk mencapai tujuan itu maka ia harus mempunyai kemampuan untuk mengatur lingkungan yang dipimpinnya.
Dari defenisi kepemimpinan itu dapat disimpulkan juga bahwa proses kepemimpinan adalah fungsi pemimpin, pengikut dan variabel situasional lainnya.
Kepemimpinan Seorang Pemimpin
Pakar Management, George R Terry (2006 : 124), mengemukakan 8 (delapan) ciri mengenai kepemimpinan dari pemimpin yaitu : (1) Energik, mempunyai kekuatan mental dan fisik, (2) Stabilitas emosi, tidak boleh mempunyai prasangka jelek terhadap bawahannya, tidak cepat marah dan harus mempunyai kepercayaan diri yang cukup besar, (3) Mempunyai pengetahuan tentang hubungan antara manusia, (4) Motivasi pribadi, harus mempunyai keinginan untuk menjadi pemimpin dan dapat memotivasi diri sendiri, (5) Kemampuan berkomunikasi, atau kecakapan dalam berkomunikasi dan atau bernegosiasi, (6) Kemamapuan atau kecakapan dalam mengajar, menjelaskan, dan mengembangkan bawahan, (7) Kemampuan sosial atau keahlian rasa sosial, agar dapat menjamin kepercayaan dan kesetiaan bawahannya, suka menolong, senang jika bawahannya maju, peramah, dan luwes dalam bergaul, dan (8) Kemampuan teknik, atau kecakapan menganalisis, merencanakan, mengorganisasikan wewenang, mangambil keputusan dan mampu menyusun konsep.