PILARSULTRA.COM, Jakarta — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melantik pejabat Ing Tri Winarto menjadi Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara yang baru pada hari ini, Jumat (20/9/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga menyampaikan arahan dari Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto kepada Dirjen Minerba Tri untuk menjaga dengan baik hak-hak rakyat.
“Pesan dari Bapak Presiden Jokowi sama Bapak Presiden Prabowo. Jaga baik hak-hak rakyat. Saya ulangi, jaga baik hak-hak rakyat,” ujar Bahlil dalam agenda pelantikan di kantornya, Jumat (20/9/2024).
“Hak-hak orang daerah. Kalau Izin Usaha Pertambangan sudah punya orang daerah, jangan lagi datang ditempel oleh oknum-oknum pengusaha tertentu. Jangan ada monopoli.”
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga memberikan beberapa arahan kepada Tri, di antaranya membangun konsolidasi di tingkat organisasi baik direktur maupun nondirektur di bawah, mereformasi berbagai macam kebijakan serta aturan, melayani urusan-urusan pihak masyarakat dan perusahaan.
“Urusan MODI, urusan RKAB, urusan IUP tumpang tindih, yang tidak berhak diberikan MODI dikasih MODI. Saya minta Bapak selesaikan itu, karena saya tidak bisa untuk diputar-putar, karena saya tahu. Konsultan-konsultan di Minerba dihapuskan,” ujarnya.
Adapun, Tri sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Ditjen Minerba Kementerian ESDM.
Dilansir melalui situs resmi, Tri masuk ke Kementerian ESDM pada 2005 dan memulai karir struktural pertama di Direktorat Teknik dan Lingkungan Minerba sebagai Kepala Seksi Standarisasi Mineral pada 2009.
Tri diamanahkan sebagai Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral pada Februari 2024 setelah sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pembinaan Program Mineba.
Tri merupakan Lulusan sarjana Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (1997). Selanjutnya, Tri menyelesaikan pendidikan magister Teknik Geologi di Universitas Gadjah Mada (2007), lalu menamatkan studi doktoral Pertambangan di Freiberg Technische Universitat Bergakademie, Jerman (2016). (Bloombergtechnoz/ps)