“Meskipun seseorang mungkin merasa sangat termotivasi untuk berubah, namun perasaan saja tidak cukup untuk mewujudkan sesuatu; mereka juga perlu memiliki keterampilan untuk mengatur perilaku mereka dan kesempatan untuk mewujudkannya.”
Oleh : Sabaruddin Hasan – Direktur Media Pilar Sultra
Mengawali sebuah pekerjaan biasanya kita menetapkan pula target yang ingin dicapai. Tapi apakah dengan menetapkan awal waktu sebuah momen sebagai tonggak waktu untuk mencapai tujuan di akhir tahun nanti akan benar-benar berhasil?
Boleh jadi benar karena salah satu fenomena, ada yang disebut “efek awal yang baru”. Menduduki sebuah jabatan misalnya, awalan baru mungkin menjadi momen yang baik untuk membuat perubahan, karena dapat dijadikan sebagai “tonggak waktu” yang memberi orang komitmen baru terhadap tujuan mereka.
Seperti seorang pejabat publik, Bupati, Walikota, Gubernur dan bahkan Presiden misalnya, sering kita dengar janji 100 hari pertama. Hal itu menunjukkan bahwa sang pemimpin ingin meletakkan tonggak awal waktu tentang adanya perubahan dan untuk menunjukkan tujuan akhir yang ingin dicapai. Apakah itu cukup? Tidak cukup, karena ada faktor lain yang signifikan dapat mempengaruhi pencapaian target dapat teralisasi.
Lantas, apakah faktor- faktor signifikan guna pencapaian perubahan tersebut?
Menurut para ahli sebagaimana dilaporkan Livescience ; hal yang menjadi perhatian agar rencana perubahan dapat mendekati hasil maksimal, antara lain :
The Fresh Start Effect
“Efek awal yang baru”, dalam studi tahun 2014 di jurnal Ilmu Manajemen, menunjukkan bahwa peristiwa seperti Tahun Baru, ulang tahun, liburan, atau bahkan awal minggu atau bulan dikaitkan dengan peningkatan aspirasi. perilaku. “Tanda waktu” ini memungkinkan orang membagi persepsi mereka tentang waktu menjadi “sebelum” dan “setelah”, dan belajar dari kegagalan sebelumnya sebagai tanggung jawab diri masa lalu, kata para peneliti.
Penanda waktu juga dapat mendorong “pemikiran gambaran besar”, tulis para peneliti, membuat orang lebih cenderung berinvestasi dalam tujuan jangka panjang daripada tujuan instan.
Namun, teori tersebut belum pernah diuji.
Robert West, seorang profesor emeritus ilmu perilaku dan kesehatan di University College London (UCL) di Inggris, mengatakan kepada Live Science bahwa kunci untuk memahami perilaku — dan oleh karena itu mengapa resolusi awal tahun yang menjadi tonggak waktu perencanaan misalnya bisa gagal — adalah menyadari bahwa keinginan hanya ada “pada saat rencana itu dibuat” atau dengan kata lain ‘garang pada rencana namun lemah pada implementasi’.
“Sepanjang jam bangun kita, kita bertindak untuk mengejar apa yang paling kita inginkan pada titik waktu yang tepat – bukan satu jam yang lalu, sehari yang lalu, atau lima menit yang lalu,” katanya.