PILARSULTRA.COM — Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dampaknya mulai terasa di berbagai sektor, termasuk dunia kerja dan pendidikan. Sejumlah jurusan kuliah kini dinilai berisiko tinggi tergantikan oleh AI jika tidak diiringi dengan adaptasi yang tepat dari mahasiswanya.
Menurut berbagai analisis global, pekerjaan-pekerjaan yang bersifat repetitif, administratif, atau berbasis pola statistik sangat mudah diserap oleh mesin cerdas. Maka, mahasiswa di jurusan-jurusan ini diimbau untuk tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan literasi digital.
Inilah 11 Jurusan yang Dinilai Rentan Tergusur AI:
- Akuntansi
Tugas akuntansi dasar seperti pencatatan transaksi, pembuatan laporan keuangan, dan audit teknis kini bisa dikerjakan oleh software AI.
Solusi: Kuasai data analytics, forensic audit, dan AI for finance. - Administrasi Perkantoran
Tugas seperti pengarsipan, surat-menyurat, dan manajemen jadwal kini otomatis dengan AI asisten virtual.
Solusi: Pelajari manajemen proyek digital & pengelolaan data. - Jurnalistik & Komunikasi Massa
AI sudah mampu membuat berita cepat berdasarkan data. Tapi masih kesulitan dalam narasi mendalam dan investigasi.
Solusi: Kembangkan gaya menulis khas, riset lapangan, dan kemampuan editorial. - Manajemen Umum
Pengambilan keputusan berdasarkan data statistik kini bisa dikerjakan algoritma.
Solusi: Fokus ke manajemen strategis, inovasi bisnis, dan kepemimpinan kreatif. - Desain Grafis Konvensional
AI seperti MidJourney dan Canva AI dapat membuat desain instan.
Solusi: Pelajari branding, UI/UX design, dan storytelling visual. - Ilmu Hukum (Level Dasar)
AI bisa membaca dokumen hukum dan memberikan saran hukum awal. Tapi belum bisa menggantikan analisis kasus yang kompleks.
Solusi: Fokus pada hukum teknologi, hak kekayaan intelektual, dan negosiasi. - Pendidikan Umum (Tanpa Spesialisasi Digital)
AI bisa menyampaikan materi standar, tapi tidak bisa menggantikan interaksi emosional guru. Solusi: Kuasai EdTech, blended learning, dan teknik pengajaran interaktif. - Penerjemah Bahasa
AI seperti Google Translate dan ChatGPT sudah sangat canggih.
Solusi: Pelajari subtitling, localization, dan komunikasi lintas budaya. - Statistik Dasar
Analisis deskriptif bisa dilakukan AI. Namun, insight strategis tetap butuh manusia.
Solusi: Tingkatkan keahlian data science dan pemodelan prediktif. - Teknik Industri (Rutinitas Sistemik)
Optimalisasi sistem produksi bisa dipelajari AI.
Solusi: Fokus ke automation management dan AI engineering. - Marketing Tradisional
AI dapat mengatur iklan, membaca tren, hingga membuat konten.
Solusi: Kembangkan keahlian branding emosional, creative campaign, dan data marketing.
Mahasiswa Harus Adaptif!
Pakar pendidikan menyarankan agar mahasiswa mulai melatih soft skill yang tidak bisa digantikan AI, seperti:
- Empati dan komunikasi
- Kepemimpinan dan etika
- Kreativitas dan problem-solving kompleks
“Bukan soal jurusan mana yang punah, tapi siapa yang mau belajar ulang dan beradaptasi,” ujar salah satu pakar teknologi pendidikan.
AI tidak akan sepenuhnya menggantikan manusia. Namun, manusia yang tidak mau belajar AI bisa tergantikan. Maka dari itu, mahasiswa perlu mulai bertanya:
“Apakah yang saya pelajari hari ini akan tetap relevan lima tahun ke depan?”
Selalu siap berubah, dan jadilah mahasiswa yang bukan hanya cerdas — tapi juga tangguh menghadapi zaman. (tin)